SUKOHAJO, solotrust.com - Mendukung program Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Soloraya, pemerintah Kabupaten Sukoharjo akan berpartisipasi memasok sampah. Program PSEL ini sendiri merupakan arahan pemerintah pusat untuk mengubah sampah menjadi energi listrik melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berskala regional.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo, Agus Suprapto, mengatakan PSEL membutuhkan pasokan sampah minimal seribu ton per hari sesuai persyaratan pemerintah pusat.
"Sukoharjo akan turut memasok karena sampah dari Kota Solo belum mencukupi sehingga diperlukan dukungan dari kabupaten/kota sekitar, termasuk Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, dan Sragen," ungkapnya, Jumat (08/08/2025).
Agus Suprapto menyebut dari Sukoharjo, perkiraan yang akan ikut bergabung dengan PSEL sekira 170 ton sampah per hari. Solo sendiri menyumbang sekira 380 hingga 400 ton per hari, dan sisanya akan dipenuhi dari daerah lain di Soloraya.
Lebih lanjut jika PSEL sudah berjalan, sampah dari wilayah perbatasan dengan Solo, seperti Kartasura, Gatak, Baki, Grogol, dan Mojolaban akan dioptimalkan untuk dikirim langsung ke fasilitas PSEL. Dengan begitu, beban TPA Mojorejo bisa berkurang signifikan.
“Selama ini Mojorejo menerima 250 ton sampah per hari, nanti bisa berkurang sekitar 170 ton karena dikirim ke PSEL. Sampah dari wilayah Selatan Sukoharjo yang tidak terlayani PSEL akan tetap dikelola di Mojorejo,” bebernya.
Agus Suprapto menyebut, sampah yang dikirim adalah sampah baru dari TPS di tiap kabupaten/kota. Nantinya, semua pengolahan dilakukan di PSEL.
Berdasarkan data DLH, rata-rata timbunan sampah harian di Sukoharjo mencapai sekira 360 ton. Adapun dari jumlah itu, sekira 250 ton per hari saat ini diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojorejo. (nas)
(and_)