SOLO, solotrust.com – Mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dalam menampilkan potensi wilayah, Kelurahan Purwosari menggelar Festival Kirab Budaya di car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Minggu (22/4/2018). Festival yang digelar ketiga kalinya itu diikuti ribuan peserta yang terdiri dari 16 RW. Mereka sudah berbaris rapi dari kantor PLN hingga stasiun Purwosari, mereka menunjukkan berbagai tarian dan kesenian yang menghibur masyarakat di CFD itu.
"Untuk rute kirabnya dimulai dari stasiun Purwosari melewati Omah Lowo dan makam Profesor Soepomo dan berakhir di Hotel Diamond. Melalui festival ini, kami bakal mengenalkan potensi yang kami miliki kepada seluruh warga Solo dan juga masyarakat Indonesia,” kata ketua panitia, Totok Edi, Minggu (22/4/2018).
Lebih lanjut, pada festival budaya kali ini setiap RW diwajibkan membawa tumpeng. Sedikitnya 30 tumpeng dan satu gunungan diarak selama kirab berlangsung. Rencananya Purwosari bakal menjadikan tumpeng sebagai ikon kelurahannya.
“Hal itu menjadi rencana kami kedepan, nantinya bakal kami buat ikon 1000 tumpeng di kelurahan itu. dengan demikian tiap pagelaran festival budaya kami akan selalu sematkan tumpeng-tumpeng itu diarak keliling kelurahan kami,” ujar Totok.
Disinggung potensi budaya yang dimiliki kelurahan Purwosari, Totok mengatakan, banyak tempat-tempat bersejarah yang dimiliki kelurahan Purwosari. Bahkan diantaranya layak untuk dijadikan destinasi wisata, antara lain Omah Lowo, makam Profesor Soepomo serta Masjid M Tohir hingga rel bengkong. Menurutnya, potensi inilah yang perlu dilestarikan karena sudah menjadi bagian sejarah dari kota Solo itu sendiri.
“Potensi-potensi itu ingin kami tunjukkan kepada masyarakat. Maka dari itu, pemerintah dapat menjadikan bangunan tersebut menjadi destinasi untuk menarik orang-orang yang berkunjung ke Purwosari, sehingga pergerakan ekonomi semakin berkembang di kelurahan itu,” tutupnya. (vin)
(wd)