SEMARANG, solotrust.com - Ribuan orang, sebagian besar keluarga Kementerian Agama (Kemenag) se-Jawa Tengah (Jateng) mengikuti Jalan Sehat Keluarga Sakinah Fun Walk Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (Gasnikah) di tengah keramaian car free day (CFD) halaman Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima Semarang, Minggu (28/09/2025).
Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad mewakili Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengibarkan bendera start menandai dimulainya Keluarga Sakinah Fun Walk. Ketua Baznas RI Noor Achmad, Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ahmad Zayadi, Kepala Kanwil Kemenag Jateng Saiful Mujab, dan Ketua Umum MUI Jateng Ahmad Darodji, para kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota se-Jateng, Direktur Utama RSI Sultan Agung Agus Ujianto, Direktur PT ABBA Tour Jumadi Sastradiharja, berjalan kaki membaur dengan peserta.
Mereka memutari Lapangan Pancasila Simpanglima lalu belok ke Selatan Jalan Pahlawan dan kembali lagi ke Simpanglima. Finish di halaman Masjid Raya Baiturrahman. Tampak ikut berjalan kaki Gubernur Jateng Ahmad Luthfi diwakili Plt Kepala Biro Kesra Gunawan Sudharsono, para staf ahli dan tenaga ahli menteri agama RI.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Ahmad Zayadi, mengatakan Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (Gasnikah) merupakan ikhtiar nasional untuk meneguhkan kesadaran pencatatan nikah bukan sekadar administrasi, melainkan fondasi keadilan keluarga, perlindungan perempuan dan anak, serta penguatan ketahanan bangsa. Gerakan ini telah diluncurkan secara resmi oleh menteri agama pada 6 Juli 2025 di Jakarta.
“Gasnikah lahir dari realitas sosial yang mengkhawatirkan. Masih banyak perkawinan tidak tercatat, menimbulkan status kawin belum tercatat yang merugikan keluarga. Perempuan dan anak kehilangan hak hukum atas waris, nafkah, dan identitas. Status perkawinan tidak jelas, berimplikasi pada sengketa keluarga dan kerentanan sosial,” kata Ahmad Zayadi.
Adanya generasi muda terpapar narasi negatif, sepertimarriage is scary, living together, childfree, menurunnya angka pernikahan dalam sepuluh tahun terakhir, serta masih tingginya angka perceraian pada masa perkawinan muda antara satu hingga lima tahun, menurut Ahmad Zayadi menjadi dasar diselenggarakan kegiatan ini.
Nikah Tercatat
Kampanye ini sekaligus menjadi bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam program Blissful Mawlid 1447 H. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag RI, Abu Rokhmad, menegaskan kondisi yang mengkhawatirkan.
“Angka pencatatan perkawinan tiap tahun selalu turun. Pada 2024 hanya sekitar 1,5 juta pasangan dari 3,4 juta yang menikah tercatat resmi. Ironisnya, angka perceraian justru tinggi di atas 30 persen,” ungkapnya.
Data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menunjukkan tren penurunan sejak 2020. Tercatat dari 1,78 juta pasangan menikah sah, angka itu turun menjadi 1,74 juta pada 2021, 1,71 juta pada 2022, 1,57 juta pada 2023, hingga 1,47 juta pada 2024.
“Jika keluarganya baik, Insyaa Allah bangsa ini akan kuat. Karena itu, kami dorong pemuda yang sudah cukup usia, minimal 19 tahun dan siap lahir batin untuk segera menikah dan mencatatkannya di KUA,” ujar Abu Rokhmad.
Acara makin semarak dengan kajian singkat Ustaz Ahmad Romzi tentang hukum pernikahan, disusul lantunan merdu penyanyi religi Woro Widowati yang menyedot perhatian massa di halaman Masjid Raya Baiturrahman.
Kemeriahan juga dibarengi kepedulian sosial. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyalurkan bantuan bagi penyandang disabilitas dan anak-anak Panti Asuhan Darul Hadlonah Demak.
Panitia pun membagikan hadiah menarik, termasuk doorprize utama berupa paket umrah dari PT Abu Bakar Berkah (ABBA) Tour Semarang. Seorang pria sepuh bernama Budiyanto berusia 73 tahun, tak henti mengucap syukur, usai menerima hadiah utama berupa paket umrah gratis.
Pria asli Kota Semarang yang tinggal di Rusun Kaligawe ini tak menduga bakal mendapatkan hadiah utama, saat ikut dalam kegiatan jalan santai, Sakinah Funwalk dan Gasnikah. Mata pria itu tampak berkaca-kaca saat gubernur Jateng diwakili Plt Kepala Biro Kesra Gunawan Sudharsono didampingi Dirut PT ABBA Tour Jumadi Sastradiharja menyerahkan hadiah umrah gratis.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dalam sambutan dibacakan Plt Kepala Biro Kesra Gunawan Sudharsono mengatakan, pencatatan pernikahan bukan sekadar urusan administrasi, namun menyangkut perlindungan hukum, kepastian status, dan masa depan generasi bangsa. Sebagai informasi, pada 2024 Jawa Tengah menjadi provinsi dengan penurunan angka pencatatan nikah terbesar di Indonesia, yakni sebanyak 161.598 kasus. Sementara Agustus 2025 penurunan tercatat sebanyak 131.559 kasus.
“Hal ini menjadi catatan serius, mengingat banyak dampak negatif akan terjadi apabila pernikahan tidak terdaftar secara sah, seperti sulitnya membuat akta kelahiran anak, keterbatasan terhadap akses pendidikan, hingga tidak adanya kepastian hukum terkait hak waris maupun perlindungan social,” katanya.
Di lain sisi, hal yang harus diwaspadai adalah angka perceraian di Jawa Tengah per Juli 2025 mencapai 22.648 kasus. Sebagian besar disebabkan faktor ekonomi dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
Fenomena ini mengingatkan betapa pentingnya persiapan perkawinan secara matang, bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga dari mental, spiritual maupun administrasi sah. Kesiapan menyeluruh ini akan menjadi fondasi kuat untuk membangun rumah tangga harmonis, kokoh dalam menghadapi tantangan, mampu mencapai tujuan keluarga, serta memenuhi aspek religius dan hukum mengikat.
(and_)