Hard News

Pemkot Klaim Penataan Kawasan Sriwedari Tak Hanya Berfokus Pada Pembangunan Masjid Sriwedari

Jateng & DIY

26 April 2018 11:30 WIB

Suasana saat audiensi kalangan budayawan dengan Pemerintahan Kota (pemkot) Surakarta di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Rabu (25/4/2018). (dok/solotrust.com)

SOLO, solotrust.com -  Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengklaim penataan kawasan Sriwedari tak hanya terpaku pada pembangunan Masjid Taman Sriwedari Surakarta (MTSS) saja. Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota (Wawali) Surakarta Achmad Purnomo saat menemui kalangan budayawan di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Rabu (25/4/2018).

Dalam pertemuan itu, para budayawan itu meminta kejelasan Pemkot terkait penataan kawasan Sriwedari yang masih belum jelas. Mereka mengklaim Pemkot hanya berfokus pada pembangunan Masjid, dan tidak memperhatikan penataan Sriwedari secara keseluruhan. Bahkan, mereka menilai Sriwedari telah kehilangan fungsi dan rohnya.



Baca juga: Kalangan Budayawan Minta Kejelasan Pemkot Terkait Penataan Kawasan Sriwedari

Mendapat tanggapan itu, Ketua Pembangunan MTSS itu segera membantah jika Pemkot hanya berfokus pada pembangunan masjid. Sebab di lahan yang bersertifikat hak pakai (HP) pemkot itu akan dilakukan penataan secara bertahap pada 2019 hingga 2021. Meliputi pembangunan Masjid Taman Sriwedari, gedung pertunjukan wayang orang, pendapa segaran, dan perbaikan kawasan buku bekas serta usaha pigura.

"Masjid itu hanya sebagian kecil, sangat kecil. Hanya untuk sekitar 1.000 jamaah. Yang besar itu tamannya. Kalau taman itu, misalnya dipakai shalat ied, mampu menampung 7.000 jamaah. Masjidnya tetap kecil,” terangnya, Rabu (25/4/2018).

Kendati demikian, Purnomo mengaku masukan dari budayawan dan seniman akan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan penataan kawasan Sriwedari. Dirinya berjanji penataan Sriwedari akan memperhatikan fungsi asli Sriwedari.

“Kami juga memperhatikan kondisi eksisting dan sejarah masa lalu dalam menata kawasan Sriwedari. Nanti untuk seniman bisa melakukan pertunjukan di segaran,” ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Surakarta Ahyani menambahkan, rencana penataan kawasan Sriwedari telah disusun Pemkot sejak 2015 lalu. Merujuk masterplan tersebut, ruang terbuka hijau akan diperbanyak guna mendukung pengembalian Sriwedari menjadi kawasan konservasi dan pusat budaya. (vin)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya