JAKARTA, solotrust.com – Polri mencatat sebanyak 333 orang meninggal dunia selama arus mudik Lebaran 2018. Kecelakaan lalu-lintas menjadi penyebab utama terenggutnya nyawa menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri.
Sebagaimana disampaikan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, sejak Operasi Ketupat 2018 digelar pada 7 Juni 2018 hingga H+3 Lebaran, Polri mencatat sebanyak 333 orang meninggal dunia disebabkan kecelakaan selama arus mudik Lebaran.
“Dibandingkan tahun lalu terdapat penurunan korban jiwa dalam periode yang sama. Pada 2017 ada 815 orang meninggal dunia, sementara di 2018 hingga H+3 Lebaran berjumlah 333 orang atau turun 482 orang,” ungkapnya, dikutip dari akun Instagram Divisi Humas Polri, Rabu (20/06/2018).
Sementara itu, Kakorlantas Polri, Irjen Pol Royke Lumowa, menyatakan secara keseluruhan baik arus mudik dan balik Lebaran 2018 lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Angka kecelakaan juga turun.
“Kami masih terus melakukan rekayasa-rekayasa lalu-lintas. Kami berlakukan contraflow setelah pada sebelumnya kami berlakukan one way untuk Jakarta-Cikampek. Angka kecelakaan pada mudik kali ini juga menurun 20 persen, semoga sampai akhir arus balik Lebaran tidak bertambah,” ujarnya.
Kakorlantas Polri menambahkan, pihak kepolisian terus mengupayakan pelayanan terbaik agar arus balik berjalan lebih lancar.
“Kami mengikuti terus laporan dari lapangan tentang berbagai situasi lalu-lintas yang terjadi,” terang Irjen Pol Royke Lumowa.
Keberadaan tol fungsional menjadikan jalan tol saat ini terkoneksi, sehingga memiliki rute lebih panjang justru menjadi tantangan bagi kepolisian.
"Infrastruktur sudah, rekayasa juga sudah. Faktor paling besar sebenarnya adalah kesadaran berlalu-lintas tadi. Kita mau arogan di jalan raya, tidak sabaran atau cepat kecapaian, itu semua berawal dari persiapan dan sikap pengendara. Makanya, mengecek kendaraan sebelum melakukan perjalanan itu juga penting," pungkas Kakorlantas Polri.
(and)