Hard News

Karnaval SBC XI Hadirkan Nuansa Keberagaman Indonesia

Jateng & DIY

14 Juli 2018 22:32 WIB

Peserta SBC XI mengenakan kostum-kostum bertema Ika Paramantha di Solo, Sabtu (14/7/2018) sore. (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com - Sebanyak 322 peserta Solo Batik Carnival (SBC) XI melenggak-lenggok di sepanjang jalan utama kota Solo (Slamet Riyadi - Koridor Jendral Sudirman), pada Sabtu (14/7/2018) sore. Uniknya, ada peserta termuda berusia enam bulan.

Sebelum karnaval dimulai, tepat pukul 14.30 WIB acara diawali dengan seremonial pembukaan karnaval di Stadion Sriwedari, yang dimeriahkan oleh musik-musik pembuka, salah satunya penyanyi ternama Indonesia, yakni Trie Utami dengan melantunkan lagu berjudul 'Sekitar Kita'.



Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo tampil dengan kostum batik memberikan sambutan sebelum dibukanya karnaval ini. Selanjutnya, dilanjutkan pembukaan yang ditandai dengan penabuhan drum secara bersama-sama.


Dalam sambutannya Wali Kota menyampaikan bahwa gelaran SBC XI sebagai upaya menyatukan segala sesuatu yang ada di Indonesia dengan peragaan dalam gelaran ini

"artinya dari Sabang sampai dengan Merauke merupakan satu kesatuan, ditampilkan di sini," kata Rudy

Tidak lupa, Wali Kota juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para peserta dan pendukung terselenggaranya SBC ini, yang mana hingga kesebelas kalinya tampil dengan memberikan warna yang berbeda setiap tahunnya.

"Tujuan utamanya untuk menampilkan ciri khas Indonesia, sekaligus menghadirkan wisatawan domestik maupun luar negeri agar menggerakan perekonomian di Surakarta," tuturnya.

Semarak gelaran SBC XI juga terlihat dari tema yang diusung, yakni Ika Paramantha dari bahasa sansekerta yang memiliki makna sebuah harapan adanya persatuan dan kesatuan untuk menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ika Paramantha pun tampil dalam delapan devile. Kedelapan Devile tersebut, yakni Lenggang Batavia dari Jakarta, Nagari Minangkabau dari Sumatera Barat, Jawa Dwipa dari Jawa Tengah (Jateng), Dayak Borneo dari Kalimantan Timur.

Kemudian, Sasando Timur dari Nusa Tenggara Timur, Tana Sajojo dari Papua, Mappalili Mamiri dari Sulawesi Selatan dan Janger Dewata dari Bali.

Pada saat devile dari masing-masing daerah itu tampil, diiringi pula dengan nada-nada lagu khas daerah masing-masing. Sungguh mencerminkan sebuah keberagaman yang dikemas dalam satu panggung SBC XI.

Pukul 16.00 WIB, ratusan peserta itu mulai turun ke jalan Slamet Riyadi sampai dengan Benteng Vastenburg untuk memamerkan karya-karya batik kreasi mereka kepada masyarakat, yang sudah menunggu ditepian sepanjang ruas jalan itu. Tak jarang masyarakat nekat memanfaatkan moment untuk selfie bersama peserta, meskipun itu dilarang panitia karena dianggap menggangu jalannya karnaval. (adr)

(wd)