SOLO, solotrust.com- Kebakaran yang meluas sering kali terjadi disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat bagaimana langkah awal menangani ancaman kebakaran akibat selang tabung gas bocor. Yang utama ialah, jangan panik.
Seperti disampaikan Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Surakarta kepada solotrust.com, Ashadi menuturkan, umumnya kepanikan adanya ancaman kebakaran membuat seseorang tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah kebakaran semakin meluas.
"Pada dasarnya adalah jangan panik dulu, 50-60 detik pertama itu menentukan, jadi pencegahan pertama ya dari keluarga," terangnya ditemui di sela sosialisasi penanganan kebakaran di CFD Slamet Riyadi Solo, Minggu (22/7/2018).
Dalam kasus kebakaran akibat kompor gas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya seperti pemasangan regulator harus dipastikan sesuai standar, sehingga gas tidak bocor dan menguap, bahayanya jika tersambar api atau listrik.
"Langkah yang harus dilakukan ialah cukup sederhana hanya dengan membuka tuas pengunci regulator maka laju gas akan berhenti. Meskipun sudah keluar api, tidak apa, tidak akan meledak. Oleh sebab itu diperlukan adanya pengetahuan khuaus agar masyarakat berani untuk menghadapi itu," ungkap Ashadi.
Selain itu, jika terjadi kebakaran akibat kebocoran pada regulator dapat dilakukan dengan menutup tabung gas atau kompor yang terbakar dengan kain atau karung basah dapat sebagai cara alternatif tradisional.
Disinggung terkait sejumlah kasus ledakan tabung gas yang banyak dialami warga, ia menuturkan bahwa hal itu terjadi akibat gas yang terkonsentrasi di lingkup ruangan minim sirkulasi udara. Mayoritas terjadi di dapur.
"Sebenarnya tabung elpiji itu tak bisa meledak, hanya saja apabila ada kebocoran gas pada regulator, tidak ada sirkulasi udara yang bagus kemudian tersulut aktivitas listrik atau sumber api lainnya, itulah yang menyebabkan kebakaran dan ledakan" jelasnya
Penanganannya, dikatakan Ashadi ialah dengan segera membawa tabung gas pada ruangan terbuka atau mencarikan udara dengan membuka jendela, agar gas dapat tersirkulasi.
Untuk mecegah hal itu terjadi, seseorang harus peka dengan bau gas, jika tercium bau gas Ashadi mengimbau untuk tidak melakukan aktivitas kelistrikan atau terap mengalakan kompor agar tidak meledak dan terbakar.
"Kalau kita mencium bau gas jangan sampai menyalakan api atau menyalakan maupun mematikan listrik, harus segera mencari udara agar gas keluar," terang dia.
Adapun saat ini Damkar Surakarta tengah menggalakkan sosialisasi untuk meminimalisir angka kebakaran di Kota Solo, program baru pun dicetuskan, ialah dengan menggelar simulasi secara langsung dengan melibatkan masyarakat pengunjung Solo car free day sepanjang tahun ini.
"Agar kami semakin dekat dengan masyarakat, sehingga harapannya keluarga ke depan bisa paham mencegah bahaya kebakaran dengan wawasan dan keahlian yang berusaha kami berikan itu, harus selalu belajar agar tidak panik, dengan begitu angka kasus kebakaran dapat berkurang," tutup Ashadi. (adr)
(wd)