SRAGEN, solotrust.com - SMK Negeri 1 Plupuh Sragen bekerja sama dengan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sragen menyelenggaran pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana kebakaran di lapangan Desa Sambirejo, Plupuh Sragen, Kamis (12/10/2023).
Kegiatan diikuti seluruh siswa kelas X sebanyak 360 siswa yang mengikuti program pendidikan ketarunaan angkatan I 2023. Bentuk kegiatan berupa penjelasan teori dan praktik serta dilakukan simulasi pemadaman dan penenggulangan bencana kebakaran.
Materi disampaikan pada pelatihan ini, antara lain bahaya kebakaran, pencegahan bahaya kebakaran, penanggulangan bahaya kebakaran, alat pemadam api, usaha preventif tanggap kebakaran, cara yang dilakukan dalam pemadaman kebakakaran, serta prosedur emergensi evakuasi. Didampingi guru pembimbing ketarunaan, seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan antusias dan bersemangat.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran, Lilik sangat mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan pelatihan penanggulangan bencana kebakaran diinisiasi SMK Negeri 1 Plupuh. Di kondisi cuaca seperti sekarang, banyak wilayah dan daerah mudah terjadi bencana kebakaran, dibutuhkan kesadaran dan pemahaman seluruh elemen masyarakat terhadap bahaya dan prosedur penanggulangan bencana kebakaran.
"Dengan begitu bisa mencegah terhadap kemungkinan kerugian dan korban yang terjadi. Semoga dengan pelatihan ini para siswa dan guru bisa menjadi relawan yang tahu dan paham prosedur penanggulangan bencana kebakaran," ujarnya.
Salah satu siswa kelas X Tata Busana SMKN 1 Plupuh, Alin mengaku sangat senang dan terinspirasi dengan pelatihan ini, mulai dari keberanian para petugas pemadam, semangat menolong, dan rela berkorban untuk menolong para korban.
"Kegiatan ini juga sangat menyenangkan dengan simulasi nyata. Sempat takut juga saat mencoba memadamkan api, tapi senang karena bisa," ungkapnya.
Kepala SMKN 1 Plupuh, Sri Eka Lelana, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan ketarunaan diberikan kepada seluruh siswa kelas X. Tahun ini pendidikan ketarunaan merupakan angkatan pertama yang rencananya dilakukan secara berkelanjutan.
"Maksud dan tujuan kami melaksanakan pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana kebakaran adalah memberikan pemahaman mengenai penyebab terjadinya kebakaran. Selain itu agar siswa mampu melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kondisi kebakaran dan jangan panik," kata Sri Eka Lelana.
"Harapannya siswa mampu mengevaluasi semua orang yang ada di dalam lokasi kebakaran dengan berbagai kondisi serta menggunakan teknik kerja yang tepat agar mampu memadamkan api dengan level kebakaran dasar. Selanjutnya siswa bisa menjadi relawan dan pioner terhadap pencegahan serta penanggulangan bencana kebakaran," imbuhnya.
Sri Eka Lelana berharap nantinya banyak kegiatan positif bisa dikembangkan bersama dengan stakeholder di lingkungan sekolah, sehingga dapat membekali seluruh siswa dengan berbagai ketrampilan dan kompetensi dibutuhkan masyarakat.
Sekadar informasi, sejumlah wilayah Indonesia masih mengalami suhu cukup panas hingga beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan cuaca panas berkisar 35 hingga 39 derajat Celcius.
Udara kering, kurangnya kelembaban memudahkan tersulutnya bahan bakar menjadi nyala api. Kebakaran terjadi karena tiga unsur, yakni bahan bakar, panas dan oksigen.
Cuaca panas dan kering mempercepat terjadinya penjalaran api, sehingga sulit untuk diatasi.. Bagaimanapun, kebakaran menyebabkan kerugian material dan immaterial.
Kebakaran merupakan salah satu ancaman berbahaya dan dapat mengakibatkan korban jiwa jika tidak dilakukan upaya tepat dalam pencegahannya. Mitigasi bencana kebakaran menjadi penting, untuk itu kesiapan masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam menghadapi kejadian ini.
(and_)