JAKARTA, solotrust.com - Gempa 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok dan sekitar pada Minggu (29/07/2018) lalu, dilaporkan Tim Tanggap Darurat (TTD) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak mengakibatkan peningkatan aktivitas Gunung Rinjani.
"Hasil pemantauan di Pos PGA di Sembalun, belum ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Rinjani akibat gempa Lombok. Namun terjadi kerusakan di bangunan Pos Pengamatan Gunung Api Rinjani. Pascagempa utama 6.4 SR pada Minggu kemarin, sampai saat ini telah diikuti sedikitnya 303 gempa susulan dengan magnitude yang semakin mengecil. Jumlah korban jiwa 17 meninggal," ungkap Kepala PVMBG, Kasbani.
Menurutnya, berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa bumi diterbitkan PVMBG-Badan Geologi, daerah Lombok Utara dan Lombok Timur termasuk KRB Gempa bumi Menengah. Kawasan ini berpotensi terjadi gempa bumi dengan intensitas MMI VII-VIII yang bisa menimbulkan kerusakan.
Sementara itu, pada Selasa (31/07/2018), tim tanggap darurat gerakan tanah diterjunkan guna melakukan penyelidikan gerakan tanah di jalur pendakian. Mereka bergabung dengan Tim tanggap darurat, terdiri dari ahli-ahli gempa bumi dari PVMBG, Badan Geologi.
"Posko utama Tim TTD berada di Desa Madayin, Kecamatan Sambalia, Lombok Timur. Selain melakukan penyelidikan akibat gempa, Tim PVMBG Badan Geologi juga akan melanjutkan pemetaan kerusakan geologi dan pengukuran mikrotremor serta sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat dan instansi terkait," pungkas Kasbani, dilansir dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, esdm.go.id.
(and)