JAKARTA, solotrust.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantah tudingan bantuan masyarakat untuk korban bencana gempabumi Lombok, Nusa Tenggara Barat adalah miliknya.
Sebelumnya di media sosial, khususnya Facebook beredar luas keluhan masyarakat terkait bantuan korban gempabumi Lombok dikirimkan melalui PT Pos Indonesia (Persero). Dalam keluhannya, bantuan masyarakat diklaim sebagai bantuan BNPB, bahkan ada pula yang menyatakan sebagai bantuan presiden. Terkait itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, menegaskan hal tersebut tidaklah benar.
“BNPB telah menanyakan langsung ke PT Pos Indonesia, petugas di gudang logistik Posko Tanggap Darurat Bencana Gempabumi Lombok di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, termasuk pejabat BPBD Provinsi NTB. BNPB terus hadir menangani dampak gempabumi Lombok, sehingga mengetahui semuanya,” terangnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id, Sabtu (18/08/2018).
Lebih jauh Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, seluruh bantuan masyarakat dicatat dan dicantumkan keterangan bahwa barang berasal atau bersumber dari bantuan masyarakat (donatur) dikirimkan melalui PT Pos Indonesia. Seluruh barang diterima dan dikirimkan tercatat untuk tertib administrasi.
Adapun hingga 15 Agustus 2018, sesuai data kolekting PT Pos Indonesia terdapat jumlah bantuan 667.167 kg. Pihak perseroan tetap berupaya menuntaskan amanah masyarakat untuk mengirimkan bantuan ke BPBD maupun ke alamat pribadi sesuai tertulis pada paket kiriman.
“Pengiriman dilakukan siang dan malam dengan ikhlas. Jadi tidak benar bahwa bantuan masyarakat tersebut diklaim sebagai bantuan dari BPBD atau BNPB, bahkan diklaim sebagai bantuan presiden,” tegas dia.
Sekali lagi, Sutopo Purwo Nugroho menandaskan, informasi yang beredar di media sosial adalah tidak benar. Banyak sekali hoax alias berita bohong dan informasi menyesatkan masyarakat selama penanganan darurat gempabumi Lombok.
“Dimohon masyarakat saat menerima informasi atau berita yang beredar tidak langsung ikut-ikutan menyebarkan di media sosial. Silakan mengonfirmasi kebenaran berita tersebut,” serunya.
(and)