SOLO, solotrust.com- Komunitas HORE telah melakukan penggalangan dana sebagai wujud keprihatinan terhadap para korban bencana alam di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Komunitas ini beranggotakan 78 orang dari latar belakang humas (public relation) hotel, mall, radio, rumah sakit dan sejumlah media Solo Raya. Selama 5 hari, berhasil dikumpulkan bantuan berupa uang sebesar Rp 3 juta yang kemudian diserahkan ke Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Solo.
Penyerahan bantuan dilakukan oleh perwakilan komunitas HORE, yaitu Ira Oktarini (Solo Paragon Hotel & Residences), Dinar Widi (Solo Radio) dan Arie Sunaryo (Kapanlagi Youniverse) di kantor PMI, Senin (27/8/2018).
"Kami prihatin dengan kondisi bencana di Lombok. Gempa yang bertubi-tubi ini membuat masyarakat di sana menderita. Kita harus berempati, semoga bantuan kami bermanfaat," ujar Arie Sunaryo, juru bicara komunitas HORE.
Sekretaris PMI Solo, Sumartono Hadinoto, mengapresiasi penggalangan dana oleh komunitas HORE atau kelompok masyarakat lain. Pihaknya berkomitmen, kepercayaan yang diberikan tersebut akan disampaikan ke korban gempa di Lombok. Hingga saat ini, PMI Solo masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang akan memberikan bantuan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Hampir setiap minggu ada yang ke PMI, termasuk yang dari luar kota. Kemarin itu ada dua komunitas dari Jakarta yang juga menyumbang," katanya.
Menurut Sumartono, bantuan dari PMI Solo difokuskan untuk penyediaan sayur atau lauk bagi 6.300 pengungsi. Dalam sehari, butuh anggaran sekitar Rp 3 juta untuk menutup kebutuhan masak di dapur umum. Beras masih tercukupi oleh bantuan yang didistribusikan pemerintah atau PMI Pusat melalui PMI Lombok.
"Untuk kebutuhan kesehatan, penanganannya sudah diambil alih Puskesmas setempat. Jadi dokter dan dokter ahli sudah kita tarik. Kita masih mengawasi untuk psikologikal spot, pendidikan, distribusi air. Karena ini sedang proses, mudah-mudahan minggu ini airnya sudah selesai. Berarti kita sudah tidak perlu distribusi air tetapi ke yang lain tempat. Yakni ke desa binaan Gumantar yang sejak gempa hingga saat ini tidak ada aliran air dan listrik," terangnya.
PMI Solo berkomitmen tetap mengawal korban gempa di Lombok hingga kondisi dinyatakan normal. Ia berharap pemerintah segera memenuhi kebutuhan para korban, khususnya tempat tinggal tetap, MCK (mandi, cuci, kakus) dan lainnya. Sehingga, jika tidak ada yang perlu dikerjakan lagi, pihaknya akan menarik seluruh relawan. (Rum)
()