BEIJING, solotrust.com- Musik adalah bahasa universal yang tak mengenal batasan negara maupun bahasa. Musik juga merupakan salah satu bentuk soft diplomacy dalam hubungan antar manusia lintas bangsa. Salah satu lagu Indonesia yang bisa menjadi contoh dalam soft diplomacy ini adalah ‘Bengawan Solo’ milik Gesang.
Lagu ‘Bengawan Solo’ sendiri telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin dengan judul “Mei Li De Suo Luo He, Wo Wei Ni Ge Chang!” atau “Bengawan Solo, riwayatmu ini”.
Di hadapan delegasi Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) yang berkunjung ke kantor Asosiasi Musisi Tiongkok di Beijing Selasa lalu sebagaimana dikabarkan Kementerian Luar Negeri via lamannya, Kamis (30/8/2018), lagu tersebut dinyanyikan oleh Wakil Sekjen Asosiasi Musisi Tiongkok sekaligus pencipta lagu ternama , Xiong Wei.
Dalam kunjungannya, delegasi Indonesia dipimpin oleh Dharma Oratmangun selaku Ketua Umum Yayasan Karya Cipta Indonesia dan didampingi oleh Tedjo Baskoro (Sekretaris Jenderal), Christiena Sopacua (General Manager), Bagus Novantri Baskhoro (Divisi Digital) beserta perwakilan dari KBRI Beijing.
Sementara itu, pihak Asosiasi Musisi Tiongkok diwakili oleh Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Musisi Tiongkok Wang Jianguo dan Xiong Wei yang didampingi oleh Wakil Direktur bidang Pelayanan Hak Cipta, Federasi Seni dan literatur Tiongkok, Li Yulong beserta perwakilan Divisi Kerja Sama Luar Negeri Asosiasi Musisi Tiongkok, Cheng Guichao dan Liu Tianyu.
Sebagai Lembaga Manajemen Kolektif di bidang Karya Cipta Musik, Yayasan KCI menggalang kerja sama dengan lembaga terkait di Tiongkok dalam bidang proteksi karya cipta, baik untuk lagu Indonesia di Tiongkok maupun lagu Tiongkok di Indonesia.
“Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar yang bersahabat. Persahabatan itu akan semakin kuat jika people-to-people contact antara kedua negara dapat terjalin erat," kata Ketua Umum Yayasan KCI, Dharma Oratmangun.
Dari pertemuan tersebut, kedua delegasi pun memperoleh banyak ide kerja sama antara lain pertukaran lagu, penerjemahan lagu-lagu Indonesia ke dalam Bahasa Mandarin dan sebaliknya, serta festival musik.
Saat ini, Yayasan KCI telah mempersiapkan sekitar 50 buah lagu yang siap diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin untuk dipilih sesuai dengan selera penikmat musik Tiongkok.
Keakraban yang terjalin bahkan menjadi inspirasi bagi Dharma Oratmangun untuk menciptakan sebuah lagu bersama Xiong Wei berjudul “Xin Yu Xin” (dari hati ke hati). Lagu ini akan menjadi simbol persahabatan yang erat bagi masyarakat dari kedua negara.
Kerja sama yang terjalin erat antar para seniman Indonesia dan Tiongkok adalah wujud nyata diplomasi Indonesia yang dilakukan oleh masyarakat. Kerja sama ini juga menjadi salah satu elemen penting penguatan people-to-people contact yang mendorong terjalinnya saling pemahaman dan memperkokoh persahabatan antar masyarakat kedua negara. (Lin)
(wd)