Hard News

Letusan Gunung Soputan Bukan Akibat dari Gempa Palu

Hard News

05 Oktober 2018 18:03 WIB

Gunung Soputan saat meletus, Rabu (3/10/2018) malam. (Dok Twitter @Sutopo_PN)

JAKARTA, solotrust.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Soputan di Sulawesi Utara bukan diakibatkan gempa yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah.

Melalui keterangan tertulis yang solotrust.com kutip dari laman esdm.go.id, Jumat (5/10/2018), peningkatan aktivitas Gunung Soputan telah terjadi jauh sebelum gempa di Palu dan Donggala pada Jumat (28/9/2018) lalu.



"Hasil analisis data Badan Geologi menyimpulkan bahwa erupsi yang terjadi di Gunung Soputan bukan diakibatkan oleh gempa Palu melainkan karena intrusi magmatik di dalam Gunung Soputan sendiri. Peningkatan aktivitas Gunung Soputan sudah terjadi lebih dahulu daripada gempa Palu," ujar Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, Kamis (4/10/2018).

Rudy menjelaskan, kegempaan Gunung Soputan sudah meningkat sejak Juli 2018 yang mengindikasikan bahwa pergerakan magma ke permukaan sudah terjadi beberapa bulan sebelum terjadinya gempa Palu. Paparnya, magma Gunung Soputan telah bergerak menuju ke arah erupsi sebelum gempa Palu terjadi.

Lebih rinci Rudy menyebut, sumber magmatisme Gunung Soputan adalah dari pergerakan subduksi Lempeng Laut Maluku yang mengarah ke Barat. Pergerakan lempeng itu berbeda dengan sumber gempa Palu yakni sesar geser Palu-Koro.

Dia juga membandingkan dengan delapan gunung api aktif lainnya yang ada di Sulawesi. Menurutnya, delapan gunung tersebut tidak mengalami erupsi, yang berarti tidak mengindikasikan bahwa gempa Palu bukanlah sumber erupsi Gunung Soputan.

“Terdapat kemungkinan bahwa magma yang berada di dalam tubuh gunung api dapat terganggu oleh gempa tektonik berupa pertumbuhan gelembung gas, dorongan gas untuk naik ke permukaan maupun goncangan dapur magma. Statistika gunung api di dunia mengatakan ada sekitar 0,4% erupsi yang didahului oleh gempa tektonik besar seperti gempa Palu. Namun hingga saat ini belum ada data maupun pembuktian secara ilmiah yang mengindikasikan bahwa gempa Palu memicu terjadinya erupsi Gunung Soputan,” jelasnya.

Sebelumnya, masyarakat digemparkan dengan erupsi Gunung Soputan pada Rabu (3/10/2018) pukul 08.47 WITA. Malam harinya, guguran lava pijar Gunung Soputan terlihat keluar melalui lereng gunung sekitar pukul 23.25 WITA.

Gunung Soputan ditingkatkan statusnya dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada 3 Oktober 2018 pukul 01:00 WITA dengan rekomendasi zona bahaya berada di dalam radius 4 km dengan perluasan secara sektoral ke arah barat-baratdaya sejauh 6.5 km dari puncak.

Masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan dari kemungkinan hujan abu.

(way)