SOLO, solotrust.com- Peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional terhitung cukup besar. Jumlahnya mencapai 99,9 % dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 %. Saat ini, UMKM menyumbang terhadap PDB hingga 60,34 %.
Oleh sebab itu, Bank Indonesia rutin mengadakan Pameran Karya Kreatif Indonesia dan Seminar UMKM. Untuk mendukung pengembangan UMKM kreatif dan memperkenalkan produk unggulan daerah.
Serta mendukung penyerapan tenaga kerja, mendorong pariwisata dan berkontribusi pada perekonomian, antara lain melalui peningkatan ekspor nasional.
Kali ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo menggelar Seminar UMKM bertema “Berdayakan Potensi Lokal, Galakkan Ekspor dan Kurangi Ketergantungan Impor” di Kpw BI Solo, Kamis (18/10/2018).
Kepala KPw BI Solo Bandoe Widiarto mengatakan, acara ini dalam rangka memberikan apresiasi pada pelaku UMKM, pegiat UMKM dan stakeholder yang selama ini melakukan pemberdayaan UMKM.
"Hari ini kita awali dengan penandatanganan MoU. Ini penting agar pihak terkait mempunyai komitmen bersama. Untuk itulah, kita mengundang Bupati Klaten dan Bupati Sragen," ujarnya pada media, Kamis (18/10/2018).
Di wilayah Klaten, produk gerabah didorong agar menjadi komoditas ekspor. Ada juga tas kanvas yang berbasis pesantren yang dipasarkan hingga luar negeri.
"Kita lakukan pendampingan baik dari sisi produksi maupun pemasaran agar berkembang," imbuhnya.
Di Sragen, fokus pada komoditas bawang merah untuk program pengendalian inflasi. Terutama bawang merah Bima yang banyak diminati masyarakat. Pihaknya sudah melakukan pendampingan bersama ahli dari Brebes.
Menurutnya, pengembangan UMKM perlu sinergi lembaga dan instansi terkait agar pengembangan UMKM optimal. Sehingga keterlibatan bank sentral sangat diperlukan, baik sebagai otoritas moneter maupun otoritas sistem pembayaran.
Terutama untuk membantu mengatasi masalah kesinambungan pembiayaan sektor usaha (mendorong intermediasi perbankan kepada sektor riil dan UMKM) dan melakukan pendampingan serta program bantuan pengembangan lain.
Dalam kesempatan ini, hadir para Pimpinan Daerah, pelaku UMKM, Perbankan, Organisasi Perangkat Daerah, Asosiasi, dan pegiat serta pemerhati UMKM. Juga sejumlah narasumber yang berkompten di bidangnya.
Antara lain Hasto Wardoyo, yang pernah menjabat sebagai Bupati Kulon Progo selama dua periode dan mengembangkan program-program inovatif.
Rofikoh Rokhim, seorang ekonom yang aktif sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia.
Serta pejabat Departemen Pengembangan UMKM, yang memaparkan kinerja UMKM dalam mendorong perkembangan ekonomi nasional. Juga memberi gambaran potensi UMKM dan pengembangan ke depan.(Rum)
(wd)