Pend & Budaya

Peringati Tumbuk Ageng Ke-64, Yayasan Marsudirini Adakan Pesta Literasi Sekaligus Launching Sebagai Sekolah Literasi

Pend & Budaya

24 Oktober 2018 21:40 WIB

Kayla saat membaca deskripsi asal muasal Telaga Warna.

SOLO, solotrust.com - Pesta Literasi menjadi tema utama dalam acara mangayubagya 64 Tahun (Tumbuk Ageng) Yayasan Marsudirini tahun 2018 yang berlangsung di Solo Paragon Mall pada hari Selasa (23/10/2018) dan Rabu (24/10/2018).

"Yayasan menghendaki anak-anak sekolah dalam lingkup Marsudirini memperingati Tumbuk Ageng ke-64 ini dengan cara mengadakan perlombaan di bulan Oktober," kata Maria Irena selaku ketua panitia kepada solotrust.com disela acara.



Menurutnya, kegiatan ini sekaligus dalam rangka mendukung gerakan literasi anak bangsa, maka dari itu Panitia Pesta Literasi Anak Indonesia Surakarta menggelar beberapa kegiatan bertema literasi.

"Karena bulan Oktober juga merupakan Hari Literasi, maka kami usung tema utama literasi untuk mendukung program pemerintah," ujarnya.

Dijelaskan Maria, beragam kegiatan bertema literasi diselenggarakan mulai dari 13 Oktober dengan kegiatan lomba gerak dan lagu daerah, lomba mendongeng dan lomba story telling untuk pelajar umum tingkat TK - SD hingga guru PAUD.

"13 Oktober kami mulai open house di SD Marsudirini untuk umum, dengan lomba gerak dan lagu daerah untuk anak TK, lomba mendongeng untuk guru TK/PAUD dan lomba story telling untuk anak-anak TK dan SD. Selain itu, ada pentas seni, bazaar atau kantin sehat yang dilaksanakan di SD Marsudirini," bebernya.

Sementara itu, untuk kegiatan di Atrium Solo Paragon Mall, dijelaskan Maria, diadakan lomba mendongeng oleh para orang tua dengan anak-anak menjadi audience. Karena bagi Maria, literasi tidak hanya membaca melainkan juga menulis, mendengar dongeng, mengemukakan pendapat dan bercerita.

Uniknya, dalam lomba bercerita, anak-anak tingkat sekolah dasar diharuskan mengambil materi dari youtube dengan tema kebhinekaan, pertama, berbeda itu indah dan yang kedua pemilihan ketua kelas baru.

"Jadi kami juga adakan lomba ayo menulis untuk anak SD kelas 4-6 dan kami bukukan. Dan juga lomba ayo bercerita anak-anak TK dan SD diberikan materi di youtube dilihat kemudian diceritakan," kata dia.

Selain itu, di hari pertama Selasa (23/10/2018)  juga diadakan seminar bertema “Menghidupkan Literasi di Tengah Ancaman Cyber Parenting” dengan narasumber J Sumardianta yang merupakan Guru SMA Kolese de Britto Yogyakarta serta penulis buku Guru Gokil Murid Unyu dan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Surakarta, Dra Sis Ismiyati, M.M.

Lebih lanjut, Maria menuturkan pada hari kedua, Rabu (24/10/2018) diadakan launching SD Marsudirini sebagai sekolah literasi oleh Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, dilanjutkan gelar pentas seni.

"Dengan launching ini kami ingin lebih menggalakkan budaya literasi kepada anak-anak usia sekolah," ungkapnya.

Pihaknya berharap melalui kegiatan-kegiatan yang baru pertama kalinya diselenggarakan ini dapat memantik semangat anak-anak untuk gemar berliterasi dan menanamkan budaya literasi sejak dini kepada anak-anak.

"Ke depan kami akan terus mengadakan kegiatan yang positif bagi anak-anak," tukas dia.

Dalam acara di Atrium Solo Paragon Mall juga dihadirkan dua unit mobil perpustakaan yang bisa dimanfaatkan para siswa untuk membaca. Dan juga ditampilkan beberapa visual 3D art mengenai legenda asal muasal sejumlah tempat historical di Indonesia, diantaranya, legena gunung merapi, asal muasal Surabaya, asal muasal Telaga Warna lengkap dengan deskripsinya.

Sementara itu, salah seorang siswi tampak antusias mengikuti gelaran acara ini, seperti yang dirasakan Kayla Cantika Nadya Kumala (9) siswa kelas 4 SD Marsudirini yang datang bersama ibunya. Tampak raut muka penasaran Kayla dengan membaca detail deskripsi yang disediakan, asal muasal tempat-tempat bersejarah dan legenda di Indonesia.

"Iya saya senang sekali dengan kegiatan seperti ini, kita bisa membaca, menulis, mendengarkan dongeng, ramai dan menarik, pengen ada lagi kegiatan seperti ini tahun depan," kata Kayla. (adr)

(wd)