SOLO, solotrust.com - Untuk pengendalian harga dan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan membuka kios TPID.
Kios TPID dihadirkan bertujuan untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, dan lainnya bagi masyarakat.
Sedianya, kios TPID akan dibuka di Pasar Legi Solo namun dibatalkan sebab terjadi kebakaran besar pada 29 Oktober 2018.
Wakil Ketua TPID Solo sekaligus Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bandoe Widiarto, menerangkan ada 2 pasar yang kemungkinan bisa ditempati kios ini, yaitu Pasar Nusukan dan Pasar Gede.
"Yang jelas untuk kios ini TPID akan menggandeng Bulog untuk kerjasamanya. Apalagi Bulog juga sudah memiliki kios RPK," ujarnya.
Menurutnya, daripada berjalan sendiri - sendiri, lebih baik digarap bersama TPID. Terlebih tujuannya sama, untuk melayani kebutuhan masyarakat dan pengendalian inflasi.
Kepala Perum Bulog Sub Divre III Surakarta, Titov Agus Sabelia mengungkap, akibat kebakaran di Pasar Legi, kios Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog ikut ludes terbakar.
Pihaknya berencana membuka kembali RPK di pasar darurat Pasar Legi. Bahkan ke depan, kios akan digabung dengan kios TPID.
”Setelah berkoordinasi dengan Disdag, kios akan tetap kami tempatkan di Pasar Legi, di pasar daruratnya,” tuturnya.
Bila kios RPK siap di pasar darurat, Bulog akan langsung mensuplai kebutuhan sembako di Pasar Legi. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pemkot soal pembukaan kios RPK kembali.
Dengan rencana penggabungan kios RPK dan kios TPID ini, diharapkan pemantauan harga melalui pasar - pasar induk lebih terpusat sekaligus sebagai pusat suplai komoditas pangan.
Selain Bulog, BUMD juga akan dilibatkan tidak hanya untuk memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan sehari - hari, juga memudahkan pemerintah menjaga kestabilan harga barang. (Rum)
(wd)