SOLO, solotrust.com - Rektor Universitas Setia Budi (USB) Surakarta, Dr. Djoni Tarigan, menyebut adanya penurunan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS). Hal itu disebabkan daya saing yang semakin tingginya dari penyedia jasa pendidikan tinggi di Indonesia.
"Pada tahun 2018 ini jumlah calon mahasiswa yang mendaftar ke USB mengalami penurunan. Itu dampak dari persaingan perguruan tinggi sekarang yang semakin berkembang," kata Djoni saat dihubungi solotrust.com, Rabu (21/11/2018)
Ke depan, pihaknya bakal menempuh strategi termasuk melakukan promosi ke sekolah-sekolah untuk merangsang siswa agar kuliah di USB, seperti dengan meningkatkan kualitas SDM, bekerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat tetap eksis.
Djoni mengaku bakal tetap mempertahankan gagasan awal berdirinya USB yang memiliki keunggulan sebagai pendidikan tinggi vokasi dengan program studi analis kesehatan yang tergolong langka, namun sebagai universitas tetap harus mengikuti perkembangan dunia pendidikan.
"Sebagai kampus harus fleksibel dan bisa mengikuti perkembangan pasar," terang dia.
Di era revolusi industri 4.0, bukan tidak mungkin suatu saat nanti tenaga vokasi tergeser tenaga robot, sehingga pihaknya menatap penguatan pendidikan dengan memberi keahlian kepada mahasiswa program vokasi tentang ilmu pengetahuan teknologi robotik.
Jumlah mahasiswa aktif USB pada tahun akademik 2017/2018 sebanyak 3.001 mahasiswa dan pada 2020 diproyeksikan mencapai 5.000 orang, saat ini USB memiliki 13 program studi yang lima di antaranya merupakan program studi vokasi.
Dalam menghadapi tantangan dalam Era Revolusi Industri 4.0 yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, atau yang dikenal dengan fenomena disruptive innovation, pengajaran di perguruan tinggi pun dituntut untuk berubah, termasuk dalam menghasilkan dosen berkualitas bagi generasi masa depan.
"Pada era ini Dosen memiliki tuntutan lebih, baik dalam kompetensi maupun kemampuan untuk melakukan kolaborasi riset dengan dosen dari Perguruan Tinggi dalam negeri dan luar negeri," kata dia.
Djoni menyebut dalam pengembangan program studi pasca sarjana, USB mengembangkan program S2 teknologi laboratorium medik (TLM) yang saat ini juga tergolong langka.
Sementara terkait dengan kerja sama luar negeri, Rektor USB mengungkap, akhir tahun 2018 ini pihaknya menjalin kerjasama dengan Universitas Kyungshung Korea Selatan, di bidang pengembangan produk obat herbal melalui kolaborasi penelitiaan dan pengembangan laboratorium bersama.
"Fakultas Farmasi di Universitas Kyungshung merupakan yang terbaik keenam di Korea Selatan. Itu alasan kita berkolaborasi dalam riset pengembangan obat herbal bersama periset Korea Selatan," ujar dia.
Disamping kerjasama tersebut pihaknya berfokus pada pengembangan kegiatan akademik, penelitian dan publikasi ilmiah, kedua perguruan tinggi juga merencakan kemungkinan membangun laboratorium bersama.
Wakil Rektor IV USB bidang kerjasama, Dr. Titik Sunarni, menambahkan, yang bakal disinergikan dengan bidang riset bersama Universitas Kyungshung adalah kosmetika.
"Periset dari USB nanti bisa berkolaborasi dengan periset Korea Selatan untuk menghasilkan riset atau publikasi ilmiah," jelas Titik. (adr)
(wd)