SOLO, solotrust.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta tengah menyiapkan co-branding untuk penguatan identitas produk ekonomi kreatif di Kota Bengawan.
Pembuatan co-branding telah diawali proses brainstorming sejak awal tahun 2018. Pematangan konsep co-branding telah dilakukan sejak 6 bulan lalu.
Proses pembuatan co-branding tersebut melibatkan satu tim khusus yang terdiri dari akademisi, praktisi, pelaku usaha, hingga stakeholder.
Mewakili praktisi ekonomi kreatif, Irfan Sutikno, menerangkan Pemkot membantu menguatkan eksistensi produk kreatif usaha mikor kecil dan menengan (UMKM) dengan membuat co-branding.
"Logo UMKM akan dilengkapi logo co-branding. Jadi selain label produk UMKM sendiri, ada label dari Pemkot Surakarta," ujarnya kepada solotrust.com, Kamis (22/11/2018).
Rencananya, co-branding akan dikelompokkan menjadi tiga sesuai grade yaitu logo gold untuk Advance, logo silver untuk Madya, dan logo perunggu untuk start up.
Ia menuturkan, pemakaian logo tidak hanya untuk UMKM Solo saja, tapi bisa Solo Raya. Yang jelas, diperuntukkan 16 bidang ekonomi kreatif ada 16 bidang. Untuk Kota Solo, pelaku ekonomi kreatif didominasi usaha craft dan kuliner.
"Co branding ini implementasinya menunggu Perwali logo," imbuhnya.
Perwakilan akademisi, Hermansyah Muttaqin, menambahkan produk ekonomi yang ditempeli logo co-branding justru akan memberikan benefit untuk UMKM.
Mengingat, di era pasar bebas ini semua produk dari luar negeri bisa masuk. Ini semakin memperketat persaingan karena banyak produk Indonesia yang belum sadar branding. "Bila sudah sadar branding itu akan membuat UMKM naik kelas," tuturnya.
Ia mengkhawatirkan, banyaknya produk dengan harga kompetitif yang masuk pasar dalam negeri, akan membuat masyarakat hanya jadi pengguna bukan penghasil.
Itulah sebabnya, pihaknya menekankan pentingnya tiga hal yaitu kekuatan brand, diferensiasi produk, dan positioning atau segmentasi pasar.
Ia menilai beberapa UMKM sudah siap, meski ada yang belum. Sebab selama ini, mereka hanya membuat produk baru memikirkan soal branding sambil jalan.
Meski begitu, peserta diingatkan bahwa strategi visual untuk branding saja tidak cukup, harus disertai strategi yang lain. Adapun materi wawasan tentang branding disampaikan pada acara Workshop Fasilitasi co-branding produk kreatif Kota Solo yang diadakan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Surakarta.
Agenda digelar di Hotel Aziza selama dua hari, Rabu-Kamis, (21-22/11/2018) dengan tema 'Strategi Branding Untuk meningkatkan Daya Saing Produk Kreatif'.
Sekitar 100 orang peserta dari Solo hadir mengikuti workshop tersebut, terdiri dari kuliner, fesyen, craft, film, dan lainnya. (Rum)
(way)