Hard News

Peringati Hari HIV/AIDS 1 Desember, Pecinta Seni Surakarta Gelar Persembahan Karya Seni

Jateng & DIY

03 Desember 2018 17:01 WIB

Penampilan Komunitas Pecinta Bedhaya dalam acara Persembahan Karya Seni untuk HIV/AIDS di Benteng Vastenburg, Sabtu (1/12/2018)

SOLO, solotrust.com - Dalam rangka memperingati hari Human Immunodeficiency Virus/Acquired, Immune, Deficiency, Syndrome (HIV/AIDS) yang jatuh tepat pada tanggal 1 Desember 2018 Pecinta Seni Surakarta bersama Volunteer peduli HIV/AIDS menggelar sebuah acara persembahan karya seni di Benteng Vastenburg, Solo, pada Sabtu (1/12/2018) pagi hingga malam hari. Kegiatan ini sekaligus bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Lentera, sebuah Panti Anak HIV/AIDS (Lentera) yang hanya ada satu di Indonesia yakni berada di Kota Solo.

Menurut Koordinator Acara, Muhammad Feizal Anwar mengatakan, acara ini sebagai bentuk kepedulian terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang semakin marak berkembang dikalangan masyarakat terkhusus di Kota Solo. Sehingga, penting juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengingat kurangnya pemahaman di masyarakat tentang HIV/AIDS.



"Berdasarkan hasil survey yang kami lakukan banyak yang belum paham tentang HIV/AIDS, dari sampel yang kami ambil sekitar 80 persen masyarakat kurang memahaminya, di samping itu orang dengan HIV/AIDS juga semakin meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya, untuk penyebarannya di kalangan remaja akibat pergaulan bebas. Hal ini tentu membutuhkan perhatian khusus. Tujuan utama dari kegiatan ini juga untuk mematahkan stigma negative tentang HIV/AIDS di masyarakat," ujar Feizal saat ditemui solotrust.com di sela-sela acara

Dalam acara bertajuk “Persembahan Karya Seni Peduli HIV/AIDS” menghadirkan berbagai macam persembahan musik, teatrikal, pentas seni dan budaya, komunitas mobil dan motor, dan hiburan lainnya. Pertunjukan yang dihadirkan antara lain, Komunitas Pecinta Bedhaya, Sarah Brilian, Otnil, Jati Raga, Teater Ngirit, No Name, Angga Uka, Union, Ega dan Narso, dan lainnya. Sementara itu, pada malam harinya digelar sesi Talk Show dan Konseling dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang berkompeten di bidangnya. Termasuk penggalangan donasi dan pelelangan hasil karya seni untuk diserahkan kepada Yayasan panti Lentera.

"Kami juga memperkenalkan dan lebih memperkuat Seni Budaya kota Solo melalui karya seni dari seniman kota Solo, selain itu juga kami gelar talk show yang membahas seputar HIV/AIDS, karena masih banyak masyarakat yang belum pahamdan menganggap HIV/AIDS jadi momok yang menakutkan dan mendiskriminasi ODHA." tutur dia.

Feizal sebagai seorang yang begitu peduli pada orang dengan HIV/AIDS ingin masyarakat lebih melek tentang HIV/AIDS, salah satunya dengan bukan dengan menjauhi orangnya tetapi menjauhi penyebab-penyebabnya. Sementara saat disinggung terkait kasus yang menimpa tiga anak sekolah dasar di Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, ditolak bersekolah karena para orang tua lain khawatir anak-anak mereka dapat tertular virus HIV. Pihaknya mengaku tengah mengupayakan langkah untuk menarik anak-anak tersebut untuk dibina di Yayasan Lentera Surakarta. Hanya saja upayanya kini tengah terganjal birokrasi dari dinas pemerintah setempat.

"Kami sudah upayakan untuk menarik anak itu ke sini (Panti Lentera), tapi masih terganjal syarat-syarat administriasi," beber aktivis peduli HIV/AIDS itu.

Pihaknya berharap pengawasan dan partisipasi peran aktif mulai dari lingkup keluarga, Lembaga-lembaga terkait higga pemerintah untuk ebih ditingkatkan, karena pada usia-usia remaja, cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar dan hasrat untuk mencoba sesuatu yang baru.

 “Konseling dan penyuluhan di sekolah-sekolah bisa lebih ditingkatkan guna memberikan edukasi tentang bahaya pergaulan bebas dan HIV/AIDS, tapi khususnya dari lingkungan keluarga harus memberikan pendidikan moril yang baik, dan mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif semisal, olahraga, seni dan lainnya, yang jelas jangan ada stigma negative dan diskriminasi terhadap ODHA,” pungkas dia. (adr)

(wd)