Hard News

Rangkaian Yaa Qowiyu Jatinom. Ini yang Dilakukan Para Pemanah

Jateng & DIY

1 November 2017 14:19 WIB

Para peserta jemparingan di Jatinom. (solotrust.com/jaka)

KLATEN, solotrust.com- Dengan menggunakan pakaian adat Jawa, ratusan peserta panahan (jemparingan -red) dari berbagai daerah, seperti Solo, Jogjakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur melakukan adu ketangkasan di Lapangan Desa Boyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Rabu (1/11/2017). Kegiatan tersebut dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB sore.

Panitia lomba jemparingan Titik Prestiwanti mengatakan, olahraga jemparingan ini tidak hanya sekedar olahraga, tapi juga melestarikan budaya dan sekaligus perayaan Saparan (Yaa Qowiyuu -red). Menurutnya olahraga jemparingan ini diawali oleh warga Jatinom.



"Olahraga ini harus menggunakan hati, indera, pengelihatan, fisik dan juga harus memerhatikan lingkungan. Ya, jemparingan ini dimulai sejak tahun 2000. Awalnya hanya warga Jatinom saja, tapi sekarang sudah menyebar dan dikenal warga luar Jatinom. Ini yang ke 17 tahun,"Tutur Titik kepada solotrust.com di lapangan Boyokan Jatinom, Rabu(1/11/2017).

Ketua panitia kejuaraan panahan tradisional Munawar mengatakan, peserta lomba panahan tradisional Sismadi Cup ini masing-masing terbagi dalam 20 rambahan (session) dan peserta dikelompokkan berdasarkan abjad.

“Tahun ini pesertanya semakin meningkat, tahun kemarin hanya 130 peserta tapi sekarang meningkat menjadi 200 lebih,” kata Munawar.

Salah satu peserta, Budi Narwanto asal Sragen yang sudah 2 tahun mengikuti berbagai event jemparingan tingkat Jateng-DIY merasa senang bisa mengikuti jemparingan di Jatinom.

"Kegiatan seperti ini selain untuk mempertahankan budaya juga sebagai sarana olah rasa. Menurut informasi panahan tradisional akan masuk cabang di PON," kata dia.

 

(jaka-Wd)

(Redaksi Solotrust)