JAKARTA, solotrust.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memastikan 12 PLTSa akan beroperasi empat tahun lagi.
Arcandra merinci, pembangkit tersebut akan beroperasi di 12 wilayah di Indonesia dengan waktu operasional yang berbeda-beda. Sesuai rencana, 12 pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari.
"Total seluruh rencana pembangkit ini setidaknya bisa mengolah sampah per hari sekitar 16 ribu ton, ini cukup besar untuk kemudian menjadi listrik yang akan dibeli PLN," kata Arcandra melalui keterangan tertulis, Sabtu (23/2/2019).
Tahun ini, Surabaya menjadi kota pertama yang mengoperasian pembangkit listik berbasis biomassa tersebut dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari.
Lokasi PLTSa kedua di tahun yang sama berada di Bekasi. Meski demikian, PLTSa tersebut masih menunggu persetujuan studi kelayakan dari PT PLN sehingga ada kemungkinan beroperasi tahun 2021.
Sementara pada tahun 2021 bakal ada tiga pembangkit sampah yang berlokasi di Solo (10 MW), Palembang (20 MW), dan Denpasar (20 MW).
Selang setahun, pengoperasian PLTSa akan serentak berada di ima kota antara lain DKI Jakarta sebesar 38 MW dengan investasi USD 345,8 juta, Bandung (29 MW - USD 245 juta), Makassar, Manado dan Tangerang Selatan dengan masing-masing kapasitas sebesar 20 MW dan investasi yang sama, yaitu USD 120 juta.
"Perbedaan biaya (inivestasi) itu tergantung teknologinya seperti apa, kapan dimulai pekerjaan, volume dan jenis sampah," kata Arcandra.
(way)