KARANGANYAR, solotrust.com- Pemilihan Umum (Pemilu) serentak kembali memakan korban. Kali ini menimpa Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tasikmadu Sapto Nugroho. Sehari setelah pencoblosan, Ketua PPK ini di opname di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar diduga karena kelelahan. Setelah 5 hari di opname, akhirnya pada Rabu (24/4/2019) dini hari meninggal dunia di RS.
Diketahui saat masuk di rumah sakit, Sapto Nugroho hilang kesadaran dan tidak bisa bisa diajak komunikasi.
Suasana duka pun seketika menyelimuti kediaman Sapto Nugroho, warga Desa Ngijo Kulon, Kecamatan Tasikmasu, Kabupaten Karang Anyar. Beberapa warga, rekan PPK dan tetangga korban mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Almarhum meninggalkan istri dan seorang putri.
Kerabat korban Eko Hari Purnomo mengatakan, alamarhum telah mengeluhkan kondisinya sehari setelah pencoblosan. Pria berusia 59 tahun itu pun menjalani perawatan di RS PKU Karanganyar. Diduga karena asam lambung dan kondisi korban yang terus menurun akibat kelelahan membuat almarhum menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu dini hari.
“Dia memang punya asam lambung, jadi tiga bulan atau dua bulan ada gejala asam lambung. Jadi sebelumnya memang sering mengeluh.” Ujar eko.
Eko menambahkan, untuk biaya rumah sakit pihak keluarga dikenakan tarif umum lantaran kepengurusan dengan BPJS terlambat.
“Kebetulan karena kemarin BPJS terlambat, jadi kemarin tetap diberikan umum.” Tambahnya.
Humas PKU Karanganyar Imam Saryono mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa Sapto Nugroho opname pada 18 April pagi.
“Kondisi pas datang waktu itu di ICU.” jelasnya
Almarhum berkiprah sebagai PPK Tasikmadu lebih dari sekali di Pemilu, baik di Pemilu 2014 lalu dan pemilihan kepala daerah, namun Pemilu serentak 2019 ini sungguh menyita fisik lebih besar, membuat kesehatan sang Ketua PPK Tasikmadu itu menurun dan meninggal dunia. (joe)
(wd)