Hard News

Gandeng Elizabeth Sudira, SIPA Usung Tema Seni Sebagai Aksi Sosial

Jateng & DIY

22 Juni 2019 13:11 WIB

Peluncuran Maskot dan Tema SIPA 2019.

SOLO, solotrust.com - Solo International Performing Art (SIPA), pagelaran seni pertunjukan berskala internasional, telah mencapai gelaran ke 11 kalinya. Pada 2019 ini, SIPA yang akan diadakan di Benteng Vastenberg Solo, 5-7 September 2019, bertemakan “Arts As a Social Action”.

Baca juga:



Lagu “Rindu Solo” Elizabeth Sudira Digaet Pemkot Surakarta untuk Promosi Pariwisata

Humas SIPA, Iqbal menjelaskan, SIPA digagas oleh Joko Widodo ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta tahun 2009 terus menghadirkan nuansa baru dan berbeda setiap tahunnya. Pemilihan tema “Arts As a Social Action” karena seni pertunjukan di panggung SIPA bersifat lentur sehingga dapat mengadaptasi dan menyampaikan isu-isu kehidupan bersosial.

"Seni tidak semata-mata hanya untuk ekspresi diri atau budaya tapi juga hadir sebagai perwujudan gerakan-gerakan isu sosial yang ada, misal alam, gender, politik, dan lainnya. Dalam hal tersebut, SIPA diharapkan dapat menjadi ruang pertemuan beragam seni pertunjukan dari berbagai latar belakang budaya dan mengangkat isu-isu sosial," paparnya, Jumat (21/6/2019).

Menurutnya, SIPA diharap dapat menjadi ruang pertemuan antara penyelenggara acara, penyaji seni pertunjukan dan penikmat karya seni untuk melakukan kontak sosial dengan mengapresiasi karya seni. Interaksi sosial melalui apresiasi karya seni tidak harus dilakukan dengan berkegiatan seni atau berkesenian bersama melainkan juga dalam pagelaran seni pertunjukan.

Hadirnya SIPA selain untuk menjembatani isu-isu sosial yang dapat diwujudkan dalam suatu bentuk seni pertunjukan, juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan karya seni antara individu satu dengan individu lain, dengan kelompok , maupun antar kelompok.

Seiring dengan tema, SIPA menghadirkan maskot yang diharapkan dapat menjadi representasi simbol dari tema besar pagelaran. Dengan tema “Seni sebagai Aksi Sosial” terpilih seniman asli Solo yang dinilai menciptakan karya seni untuk dinikmati sekaligus berinteraksi sosial dengan masyarakat. Bahkan mampu membawa nama Kota Solo ke nasional bahkan internasional.

"Maskot SIPA tahun 2019 adalah Elizabeth Sudira yang merupakan Putri Solo tahun 2010. Elizabeth telah menciptakan beberapa karya musik salah satunya adalah lagu Rindu Solo sebagai lagu pertamanya yang dirilis tahun 2018," jelasnya.

Melalui "Rindu Solo", wanita kelahiran kota Solo, 19 Januari 1991 ini ingin menyampaikan pesan untuk selalu mengingat Kota Solo kepada para pendengarnya, khususnya kepada orang-orang yang pergi dari Solo dan saling terpisah. Dengan karya tersebut Eliz dapat turut menunjukkan aksi sosialnya sebagai anak muda sekaligus seorang seniman dari Solo.

Tahun ini, Eliz bersama Tiga Musik secara khusus memproduksi lagu yang didedikasikan untuk SIPA. Dengan mengusung judul “Sukaria”, lagu ini direncanakan akan rilis bersamaan dengan berlangsungnya acara SIPA 2019.

"Selaras dengan lagu tersebut, saya percaya bahwa kesenian sebenarnya memiliki kekuatan yang besar untuk menghibur dan memberikan suka ria kepada masyarakat. Yang kemudian mampu untuk mempersatukan masyarakat dan hingga memberikan kekuatan untuk dunia. Damai, harmonis, saling menghormati menjadikan dunia kita indah," terang Eliz. (Rum)

(wd)