Pend & Budaya

Gubernur Jateng : Zonasi Bagus, Tetapi Pemerataan Kualitas Sekolah Masih Butuh Waktu

Pend & Budaya

2 Juli 2019 09:07 WIB

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat mengunjungi SMAN 1 Surakarta, Jumat (28/6/2019).

SOLO, solotrust.com – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut bahwa sistem zonasi memiliki arah yang bagus dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk pendidikan di Indonesia kedepannya, hanya saja masih membutuhkan waktu untuk membuat kualitas pendidikan di seluruh sekolah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah merata.

Baca juga: Ganjar Tinjau PPDB di SMAN 1 Surakarta, Kuota Siswa Berprestasi di Jateng Bertambah



Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau langsung proses PPDB di SMA Negeri 1 Surakarta, Jumat (28/6/2019). Pada kesempatan itu Gubernur juga berbincang langsung dengan panitia PPDB sekolah setempat, orang tua hingga siswa peserta PPDB.

”Sistem zonasi itu bagus, tapi kita butuh waktu untuk membuat sekolah itu favorit untuk semuanya, tadi kita tanya kenapa pengen sekolah SMAN 1, ternyata karena bleger (fisiknya,red) sekolah menarik untuk siswa, belum tradisinya belum guru-gurunya, tugas saya memfavoritkan seluruh sekolah,” ujar Ganjar.

Ke depan, Ganjar berupaya untuk menyamaratakan kualitas pengajar dengan cara merotasi guru berprestasi dari satu sekolah ke sekolah lainnya, dengan tujuan agar baik guru maupun siswa sama-sama memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi dan pendidikan berkualitas.

”Nanti guru-guru yang hebat di sini ke sekolah sebelah-sebelahnya, kita harapkan guru berputar itu kayak orang-orang yang pejabat-pejabat nasional itu, sehingga anak-anak mendapatkan kesempatan yang sama, di banyak sekolah favorit dulu anaknya sudah hebat, gurune meneng wae anake yowes pinter, hari ini kita butuh anak-anak yang kemampuannya masih kurang, dan butuh guru hebat, nanti akan kita asses posisi-posisi yang ada sehingga pemerataan sekolah yang dulu dikasih judul favorit oleh masyarakat menjadi sama,” terang Ganjar.

Untuk mendukung hal itu, Ganjar melakukan uji coba sistem PPDB online bekerjasama dengan PT. Telkom untuk mendorong sistem online, sistem tersebut memudahkan peserta bisa masuk ke luar zona, jika tidak lolos, bisa masuk ke dalam zona urutan pertama, kedua, dan terakhir ketiga, hal itu dimaksudkan untuk menjamin anak mendapatkan bangku sekolah.

”Sistem ini mendorong secara online tidak perlu mengantre, meskipun kami mengantisipasi orang tua yang nggak percaya diri, takut salah input dan sebagainya, kita antisipasi dengan ruang untuk bantuan, mudah-mudahan kedepan semua lancar. Teknologi ini sudah kita uji coba semuanya, dan ini contoh tadi, secara teknis ternyata ada anak yang mencoba tidak bicara bahwa sudah mendaftar di SMK ternyata pengennya ke SMA, mau ambil token sudah tidak bisa masuk, dengan by phone kita coba test 3 menit sudah bisa tanpa harus lari-lari ke sana ke mari,” bebernya.

Ganjar juga menyampaikan kasus jumlah peminat sekolah yang kurang merata lantaran beberapa sekolah ada yang kekurangan murid, di lain sisi ada sekolah yang sangat ramai peminat.

”Bahkan hari ini ada potensi sekolah muridnya hanya sedikit, seperti di Wonogiri, Kendal, pendaftaran hanya sekitar 6 siswa, bayangkan itu akan kurang murid,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri menambahkan, rotasi guru bisa dilakukan di dalam zona yang sama berdasarkan evaluasi dari pemerintah setempat. Dengan begitu, sekolah dan siswa akan dituntut untuk menyamaratakan kualitas sekolah satu dengan yang lain.

”Setelah ini kita lihat pendataan gurunya, seperti apa kondisi gurunya, kemudian nanti kita tata, dasarnya zona, nanti kalau ada mutasi guru pasti dalam zona untuk mengembangkan zona itu,” sambung dia. (adr)

(wd)