SOLO, solotrust.com – Oktavia Wahyu Andriana warga Serengan, peserta Pendaftaran online Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA mengeluhkan sistem zonasi, tat kala ia mendaftarkan dirinya ke SMA Negeri 7 Surakarta yang jaraknya tidak lebih dari 2 kilometer dari rumahnya. Ia mendaftar secara online, namun posisinya terus tergeser dari kuota yang disediakan, bahkan ia kini beralih ke jalur prestasi yang menjadi harapan terakhirnya.
Baca juga: PPDB SMP N 1 Surakarta Hari Pertama Membludak, Hari Kedua Sepi
Berdasarkan pantauan solotrustcom melalui website http://ppdb.jatengprov.go.id/ dari kuota zonasi SMPN 7 Surakarta sebanyak 203 siswa hingga data yang keluar siang ini pukul 12.49 WIB jarak terjauh adalah 1.20 km sedangkan jarak terdekat 0.22 km, Sementara untuk jalur zonasi prestasi seperti pilihan Via, dari kuota sebanyak 68 siswa nilai tertinggi 39,55 dan nilai terendah 35,65 di luar 5 siswa siswa prioritas. Via sendiri berada diurutan nilai terendah 35,65 dengan posisi 66.
”Aku masuk ke jalur zonasi prestasi, nilaiku 35,65 tapi ternyata mepet dari kuota sebanyak 68, siang ini sudah berada diurutan 66, jadi bingung sendiri dapat sekolah mana nanti,” ungkap siswi lulusan SMPN 1 Surakarta itu kepada solotrustcom, Selasa (2/7/2019).
Kata gadis yang akrab disapa Via itu, sekolah negeri yang masuk ke dalam zonasi murninya adalah SMAN 1, SMAN 4, dan SMAN 7, namun terpental semua. Kini ia pun berharap-harap cemas pada jalur zonasi prestasi yang ia tempuh dengan memantau jurnal dari hari ke hari, karena seleksi tingkat SMA sendiri berakhir masih sampai dengan tanggal 5 Mei 2019 nanti.
”Kalau enggak ya nanti dapatnya masuk ke sekolah yang masih kekurangan murid, sistemnya kan mencari sekolah terdekat, tapi ini sudah mepet banget,” bebernya.
Hal yang tak jauh berbeda dialami oleh peserta bernama Raja Mahendra warga Grogol, Sukoharjo, ia mendaftarkan dirinya ke SMA N 7 pada tengah malam waktu dimulainya PPDB, namun pagi harinya ia sudah tak mendapati namanya tercantum dalam daftar kuota zonasi SMA N 7. Justru namanya masuk ke SMA N 1 Mojolaban, Sukoharjo yang jaraknya hampir 8 km dari rumahnya dan seleksi masih terus berlangsung.
”Ini malah menjauhkan bukan mendekatkan, kalau jarak dari rumah ke SMAN 7 kan berkisar 4 km, kalau yang Mojolaban ini hampir 8 km jauh dari rumah, apalagi di dekat rumah tidak ada sekolah negeri lain,” ucap Raja. (adr)
(wd)