Hard News

Siklon Tropis Cempaka Sebabkan Banjir dan Longsor, 11 Orang Meninggal

Hard News

28 November 2017 19:13 WIB

Jembatan Karangturi yang menghubungkan Solo-Pacitan tergenang air. (dok.)

JAKARTA, solotrust.com - Cuaca ekstrem yang terjadi akibat pengaruh Siklon Tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor, dan puting beliung di beberapa wilayah di 21 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali.

Baca juga : 21 Daerah di Jawa dan Bali Terdampak Siklon Tropis Cempaka



“Dampak dari Siklon Tropis Cempaka adalah cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di Jawa dan Bali,” tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/11/2017).

Kabupaten Pacitan menjadi daerah yang paling parah terdampak Siklon Tropis Cempaka. Terjadi hujan lebat sehingga menimbulkan banjir dan longsor pada Selasa (28/11/2017) dini hari.

Menurut Sutopo, sungai-sungai meluap menyebabkan ribuan rumah terendam banjir. Banjir meluas terjadi 13 desa di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, desa kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoharjo), Kecamatan Kebon Agung (Desa Purworejo, Desa Banjarjo, Desa Kebon Agung), dan Kecamatan Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari). Jalan lintas selatan lumpuh total.

Banjir dan longsor tersebut menyebabkan 11 orang meninggal dunia. Ke-11 korban meninggal dunia terdiri dari sembilan orang akibat tertimbun tanah longsor, dan dua orang hanyut terbawa banjir.

“Korban longsor berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung sebanyak tujuh orang, dan dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo sebanyak dua orang,” ungkap Sutopo.

Lanjutnya, hingga sore ini sembilan korban meninggal akibat longsor itu hingga saat ini belum dapat dievakuasi. Sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan, menjadi kendala.

Sementara itu banjir menyebabkan dua orang meninggal dunia dan korban telah ditemukan. Warga yang terdampak lebih dari 4.000 jiwa dan perlu dievakuasi. Kerusakan masih dalam pendataan. “Pengungsi di Kecamatan Pacitan ditempatkan di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo,” terang Sutopo.

Saat ini Tim SAR gabungan dari BPBD Pacitan Bersama TNI, Polri, Basarnas, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), relawan, dan masyarakat masih melakukan evakuasi. Tuturnya, kendala di lapangan adalah angin kencang dan debit sungai yang masih tinggi.

“Proses pencarian korban terus dilakukan. Dapur umum akan didirikan, bantuan logitik disalurkan. Kebutuhan mendesak selimut, perahu karet, dan pakaian,” ujar Sutopo.

 

(way)

(Redaksi Solotrust)

Berita Terkait

Berita Lainnya