Solotrust.com - Jeff Benjamin pernah mengatakan bahwa hal yang membuat artis/seniman menjadi musisi sejati adalah tetap jujur pada siapa dirinya dan melakukan sesuatu yang berbeda. Hal itu ia katakan dalam temu wartawan di sela-sela Forum Komunikasi Budaya tahunan yang diselenggarakan oleh Corea Image Communication Institute pada Januari 2020, sebagaimana dikabarkan Yonhap.
"Tetap jujur pada siapa Anda dan melakukan sesuatu yang berbeda. Saya pikir itu akan menjadi hal yang membuat (musisi sejati). Memiliki pesan yang berbeda dan unik akan berdampak lebih besar pada industri musik pada umumnya," kata Benjamin.
Jeff Benjamin sendiri adalah jurnalis musik asal New York yang aktif menulis berita tentang K-Pop sejak tahun 2013 seperti di Billboard dan Forbes. CNN bahkan menyebut Jeff Benjamin sebagai "orang yang sempurna untuk berbicara tentang K-Pop".
Benjamin juga mengatakan bahwa terutama bagi orang-orang muda, akan sangat menarik melihat bagaimana musik Korea akan tumbuh dan bagaimana para seniman akan mengekspresikan identitas mereka di masa depan.
Untuk ini Benjamin mencontohkan "Idol" dari BTS, yang menggunakan instrumen tradisional Korea seperti "hanbok" (pakaian tradisional) dalam pertunjukannya.
"Ada bagian dari identitas dan budaya mereka dalam lagu itu. Perubahan terbesar (dalam industri) adalah merangkul identitas dan untuk lebih maju tentang hal itu," kata Benjamin.
Terkait identitas ini, Jeff Benjamin juga pernah mengatakan keinginannya agar media berhenti memanggil bintang K-pop dengan "idol" atau idola, karena istilah itu "tidak menekankan" pada sisi kesenian mereka.
"Banyak seniman di Korea disebut sebagai 'idol', tetapi saya pikir kata itu tidak menekankan adanya seni, prestasi kreatif atau kepemimpinan seniman yang dibawa dalam pekerjaan mereka," kata wartawan yang berbasis di New York itu, masih dalam acara dari Corea Image Communication Institute, dilansir dari The Korea Times.
Dia menyarankan media harus memperhatikan pemikiran artis K-pop dan diri sejati yang diekspresikan melalui karya mereka.
"Jika kita menyelam lebih dalam ke sesuatu yang menghubungkan penggemar dan seniman, dan menunjukkan para seniman dalam cahaya yang berbeda, itu akan menciptakan ikatan yang tidak hanya di antara mereka, tetapi juga dengan pembaca media," katanya.
Dia juga berbagi tentang apa yang dia rasakan di Amerika tentang K-Pop. "Hari-hari ini, terutama di Amerika, K-pop sangat hot di media, tetapi saya tidak melihat banyak orang memberikan rasa hormat yang sama seperti yang akan mereka berikan kepada genre musik lainnya," katanya.
Terkait perlunya media memberitakan tentang sisi kesenian artis ini, Jeff Benjamin pernah mengatakan hal senada saat ditanya media-media di Seoul, termasuk dengan The Korea Times pada Juli 2019 tentang peluang BTS memenangkan penghargaan tertinggi dalam musik yakni Grammy Awards.
Dia menilai BTS membutuhkan lebih banyak apresiasi terkait sisi artistik mereka, karena Grammy memiliki karakteristik berbeda dengan penghargaan lain.
"Saya ingin melihat lebih banyak wawancara dimana BTS mendapatkan lebih banyak credit sebagai seniman. Mungkin ini bisa membantu mereka dalam hal seperti Grammy. Akhir-akhir ini, saya rasa belum melihat banyak wawancara menarik dimana BTS berbicara tentang inspirasi dan pengaruh artistik mereka," katanya.
Lebih lanjut, ia membandingkan Billboard Music Awards (BBMAs) dengan Grammy, yangmana Grammy bukan hanya tentang performa di chart saja, melainkan sisi artistiknya.
"Billboard Music Awards semata-mata didasarkan pada angka, statistik, dan grafik, sehingga BTS dapat memperkuat posisi mereka pada 2018 sebagai grup teratas di tangga lagu AS. Tapi Grammy sedikit berbeda, yakni tentang integritas artistik, tanggapan kritis dan cara akademi memberikan suara," kata Jeff Benjamin. (Lin)
(wd)