Hard News

Warga Karanganyar yang Mengikuti Ijtima Ulama di Gowa Akan Dikarantina 14 Hari

Jateng & DIY

13 April 2020 10:52 WIB

Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono.


KARANGANYAR, solotrust.com- Tim gugus tugas pencegahan covid-19 Kabupaten Karanganyar mencatat 100 lebih warganya mengikuti Ijtima Ulama Asia di Gowa, Sulawesi Selatan pada Maret lalu. Seorang diantaranya positif terjangkit corona sedangkan dua lainnya PDP yang kini telah tiada.



Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono mengatakan, 100 lebih alumni kegiatan di Gowa itu telah terdeteksi identitasnya. Mereka tinggal tersebar di seluruh wilayah Karanganyar. Ia telah memerintahkan perangkat pemerintah desa/kelurahan dan kecamatan mengawasinya. Sesuai protap kesehatan, mereka harus dikarantina selama 14 hari dan rapid test.

"Yang pulang dari ijtima ulama asia di Gowa itu 100 orang lebih warga Karanganyar. Mereka pulang dalam dua gelombang dengan menaiki kapal laut, bus via Surabaya dan pesawat terbang. Semuanya sudah teridentifikasi," katanya kepada wartawan di Colomadu, Karanganyar, Minggu (12/4/2020).

Berdasarkan fakta bahwa ada PDP meninggal dunia dan positif corona merupakan alumni ijtima di Gowa, maka pengawasan warga dari rombongan itu harus diperketat. Ia telah mengirim logistik ke 91 orang di Desa Sewurejo, Mojogedang, dan Desa Paulan, Colomadu, untuk melakukan isolasi mandiri. Dari dua desa ini terdeteksi warga positif corona namun masih hidup dan PDP meninggal dunia.

Pemkab menyalurkan bantuan sembako kepada 91 orang tersebut selama menjalani isolasi mandiri 14 hari. Hal itu untuk memastikan warga tidak keluar masuk selama masa karantina.

"Sudah kami perintahkan untuk menutup akses masyarakat keluar dan masuk. Jumlah jiwa sudah dihitung. Sewurejo ada 55 jiwa dan Paulan ada 36 jiwa. Kebetulan mudah menutup akses karena di Sewurejo itu akses masuk dan keluar hanya satu pintu itu. Di Paulan perumahan model klaster. Sambil terus diawasi, kami kirim sembako. Langsung bergerak," tuturnya.

Menurutnya, tim gugus tugas tak segan menjemput paksa ODP yang nekat tidak melakukan isolasi mandiri. ODP tersebut akan langsung diisolasi di RS. Sementara itu Juliyatmono menerima informasi sejumlah warga bersikeras melayat PDP meninggal dunia di Desa Gawanan Colomadu pada Minggu siang. Sejumlah ODP dari kalangan alumni ijtima ulama juga nekat mengikuti salat jumat berjamaah meski sudah dilarang. (joe)

 

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya