BOYOLALI, solotrust.com - Para pelajar di lereng Gunung Merapi, Merbabu tepatnya di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali terpaksa harus belajar secara kelompok di balai desa setempat setiap mendapat tugas dari sekolahnya. Mereka mengaku kesulitan sinyal saat mengerjakan tugas secara online atau dalam jaringan (Daring) di rumahnya.
“Ya, selama kelas daring saya bersama teman-teman terpaksa harus datang ke balai desa karena di rumah kesulitan sinyal. Kalau di sini ada WiFi,”terang Pranayi Cahyanista, pelajar kelas 7 SMPN Ampel, saat ditemui solotrust.com di Balai Desa Banyuanyar, Rabu (29/07/2020).
Diakuinya, selama proses belajar mengajar secara daring, terkendala sinyal dan kuota telepon seluler.
“Orang tua ngasih buat beli kuota, tapi tidak cukup untuk sebulan. Apalagi belajarnya kan harus buka internet, meng-upload, jadi kuota cepet habis. Ya lebih baik ke balai desa, di sini gratis,” kata dia.
Perangkat Desa Banyuanyar, Alif Komarudin, mengatakan di balai desa ini ada 21 titik hotspot internet yang disediakan pemerintah desa untuk warga. Adapun dari 21 titik hotspot internet tersebut, tersebar di setiap dukuh yang terpasang di masjid, pos kamling serta balai desa.
“Kebanyakan yang datang di balai desa ini pelajar tingkat SMP, SMA/SMK. Mereka datang biasanya kalau mendapat tugas sekolah. Biasanya dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB, terkadang ya ada yang sampai sore,” kata dia.
Ditambahkan, mereka datang ke balai desa lantaran sinyal telepon seluler di rumahnya kurang bagus untuk mengerjakan tugas sekolah.
“Kalau di balai desa itu WiFi gratis, jadi mereka senang mengerjakan tugas di sini,” ujar Alif.
Bila diketahui, selama pandemi Covid-19 membuat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring atau sekolah dari rumah tak terkecuali di Kabupaten Boyolali ini. Namun, penerapan sekolah dari rumah tidak sepenuhnya berjalan mulus karena tidak sedikit pelajar terkendala sarana untuk mengikuti pembelajaran secara daring seperti kuota internet, sinyal maupun tidak memiliki telepon seluler. (Jaka)
(redaksi)