SOLO, solotrust.com- Harga komoditas beras di pasar tradisional Solo mengalami kenaikan. Operasi Pasar oleh pemerintah dan Bulog dengan menggandeng pedagang beras untuk menjual beras dari Bulog kurang berdampak signifikan.
Salah seorang pedagang beras Pasar Legi, Ali mengaku kebingungan dalam menjual beras agar tidak terlalu tinggi dan konsumen tidak mengeluh. Pihaknya terpaksa menjual beras premium mulai harga Rp 11.500 hingga Rp 13 ribu per kilogram (kg) dan beras medium di harga Rp 10 ribu - Rp 11 ribu per kg.
“Tidak tahu ya ini kondisinya karena apa, mungkin serapan yang sepi atau memang kendala lainnya. Karena saya kulakan harganya naik terus, saya otomatis juga mengikuti dari harga kulak juga," paparnya.
Selain itu, Ali mengeluhkan soal pasokan dari Bulog. Sebab dari 5 kuintal beras yang dipesan, hanya 2,5 kuintal yang dikirim oleh Bulog. Sejauh ini, dari stok dari Bulog tersebut sudah terjual 18 kg. Namun, minat masyarakat sama saja terhadap jenis beras baik yang dari Bulog maupun yang di luar Bulog.
"Saya juga jual beras Bulog disuruh jual dengan harga Rp 9.350 per kilo, dari Bulog saya beli Rp 8.650 per kilo,” terangnya.
Penjual beras lain, Wiwik berharap Bulog konsekuen dengan permintaan pedagang. Terlebih dirinya hanya mendapat 1 kuintal dari 5 kuintal yang diminta. Menurutnya, operasi pasar menjadi tidak berguna jika pengiriman dari Bulog terbatas padahal permintaan meningkat.
“Terus bagimana mau menstabilkan harga, kalau dari stok saja tidak konsekuen dengan pesanan. Otomatis saya jual beras yang di atas HET juga. Bagaimana mau jual setara HET, kalau jenis berasnya saja beda-beda,” pungkasnya. (Arum-A)
(redaksi)