KLATEN, solotrust.com - Puluhan pasukan huru hara dibantu sejumlah pengendara motor pengurai massa membubarkan para pendemo yang akan mengacau jalannya pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 Klaten.
Para pendemo dapat dipukul mundur ketika para petugas menyemprotkan air dengan water canon dan gas air mata ke arah massa. Kekacauan itu terjadi pada Selasa (22/09/2020) pagi di Mapolres Klaten dalam rangkaian apel dan simulasi Sispamkota dalam pengamanan pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.
Kegiatan dihadiri Forkompimda, Ketua KPU dan Bawaslu, tim sukses pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Klaten, para tokoh pemuda dan agama, personel Polres, Kodim, Satpol PP serta Dinas Perhubungan.
Sementara pengambil apel dilakukan secara bersama oleh Bupati Klaten Sri Mulyani, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu serta Dandim 0723/Klaten Letkol Inf Joni Eko Prasetyo.Kapolres Klaten dalam amanatnya mengatakan kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kesiapan mengantisipasi segala ancaman dan gangguan dalam setiap tahapan pilkada, termasuk ancaman pendemi Covid-19.
AKBP Edy Suranta Sitepu menjelaskan, setiap tindakan pengamanan oleh personel TNI-Polri dan juga unsur pendukung lainnya akan selalu berpedoman kepada undang-undang, perpres dan juga perkap yang ada.
"Semua hal tersebut (peraturan perundang-undangan) harus dipedomani sehingga sesuai dengan standar operasional prosedur. Di samping itu, kita juga wajib menjaga protokol kesehatan agar tidak menjadikan klaster baru pandemi Covid-19," tambahnya.
Kapolres mengingatkan kepada para personel TNI-Polri dan aparatur sipil negara (ASN) agar selalu bersikap profesional dan netral. Komitmen netral itu juga diucapkan pada deklarasi netralitas TNI-Polri dan ASN, dilanjutkan deklarasi damai dari masing-masing perwakilan tim sukses.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani meminta agar para personel pengamanan melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung jawab. Kepada para pemilih, simpatisan, dan tim sukses juga diminta senantiasa menjaga suasana sejuk dan damai di wilayah Klaten.
"Pendapat boleh beda, pilihan boleh tidak sama. Bedanya pendapat dan pilihan jangan sampai dijadikan alasan untuk berselisih dan terpecah belah," pintanya.
Usai apel, acara dilanjutkan simulasi pengamanan pilkada oleh personel gabungan TNI-Polri. Simulasi menampilkan sejumlah skenario tindakan pengamanan dari situasi hijau hingga skenario antisipasi dari pihak-pihak yang berusaha menggagalkan pilkada.
Simulasi dimulai dari situasi aman wilayah Klaten di mana masyarakat melakukan aktivitas ekonomi secara normal. Dalam tahap ini juga ditampilkan penindakan kepada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19. Petugas Polri yang mendapati adanya pengendara motor tak memakai masker langsung menghentikan dan memberikan teguran.
Lanjut pada tahapan masa tenang, personel gabungan bersama petugas pemilihan kecamatan (PPK) melakukan patroli, memastikan seluruh alat peraga kampanye sudah diturunkan. Petugas juga memastikan tidak ada gesekan antarpendukung saat penurunan alat peraga kampanye (APK).
Pada situasi di mana massa menjadi tidak terkendali, petugas melakukan penindakan sesuai Perkap No 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian dan juga Perkap No 8 tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak dalam Penanggulangan Huru-Hara. (Jaka)
(redaksi)