Hard News

Oktober Mulai Hujan, Waspadai Dampak La Nina!

Hard News

3 Oktober 2020 09:55 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com - Fenomena La Nina dapat berdampak pada anomali cuaca, berujung pada bencana hidrometeorologi. Namun, dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur. Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.Menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Supari, dampak La Nina dapat memicu curah hujan jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal sehingga potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai.



Menyikapi fenomena berlangsung terkait cuaca dan iklim ini, ia menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II. Satuan dasarian yang digunakan menunjuk pada kurun waktu sepuluh harian.“Beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020,” kata Supari, saat konferensi pers tim intelejen penanggulangan bencana secara virtual, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id, Sabtu (03/10/2020).

Terkait La Nina, ia mengatakan dampaknya tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, prakiraan awal musim hujan akan berlangsung pada Oktober dengan wilayah teridentifikasi di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatra, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka, dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.

Sementara di wilayah Kalimantan, potensi hujan di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Melalui analisis maupun informasi peringatan dini cuaca dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi. Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana.

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya