Pend & Budaya

Keraton Yogyakarta Ubah Tata Cara Prosesi Ritual Budaya Grebeg Maulud

Pend & Budaya

30 Oktober 2020 10:48 WIB

Penghageng KHP Kridharmadawa Keraton Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Notonegoro.

YOGYAKARTA, solotrust.com- Peringati Maulud Nabi, Keraton Yogyakarta mengubah tata cara ritual budaya grebeg maulud, Kamis (29/10/2020). Jika biasanya Grebeg Maulud digelar untuk umum, kali ini Grebeg Maulud digelar tertutup hanya untuk para abdi dalem.

Persembahan Raja Kraton Yogyakarta berupa ube rampe hanya diberikan kepada kalangan abdi dalem saja. Ube rampe sendiri berupa rengginang dan koin udik-udik.



Bersama para abdi dalem keraton, persembahan Raja Yogyakarta diberikan kepada abdi dalem keraton dan sebagian persembahan dibawa menggunakan kendaraan menuju Kepatihan dan Pakualaman.

Penghageng KHP Kridharmadawa Keraton Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Notonegoro mengatakan, diubahnya tata cara ini mengingat kondisi covid 19 yang masih ada. Ritual budaya Grebeg Maulud yang tiap tahun digelar Keraton Yogyakarta selalu melibatkan jumlah massa yang besar. Hal ini tentu saja dikhawatirkan terjadinya penyebaran covid 19.

"Untuk masyarakat karena in masih pandemi, maka kita tidak berani meladosi nanti efeknya terlalu besar kalau terjadi kerumunan massa." jelasnya.

Grebeg Maulud adalah ritual budaya dimana Raja Yogyakarta memberikan persembahan kepada rakyatnya berupa tujuh gunungan berisi hasil alam. Nantinya tujuh gunungan itu akan diperebutkan rakyat di sejumlah titik, diantaranya di Masjid Agung, Komplek Kepatihan dan Pakualaman. (adam)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya