Solotrust.com - Zhang Zhan, seorang jurnalis warga (citizen journalist) Tiongkok yang meliput wabah virus corona (Covid-19) di Wuhan harus menghadapi hukuman lima tahun penjara. Mantan pengacara berusia 37 tahun ini telah ditahan sejak ditangkap pada Mei 2020 lalu.
Melansir BBC, Selasa (17/11/2020), Zhang Zhan dituduh memicu perselisihan dan membuat provokasi, sebuah tuduhan yang kerap digunakan terhadap aktivis di Tiongkok. Zhang bukanlah jurnalis warga pertama yang mengalami masalah karena melaporkan kondisi Wuhan yang saat itu tengah dilanda virus corona.
Setidaknya tiga orang dinyatakan hilang pada Februari. Salah satu di antaranya, Li Zehua kemudian muncul kembali pada April. Ia mengatakan telah dikarantina.
Sementara orang kedua, Chen Qiushi, belakangan diketahui dirinya telah ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah, sedangkan jurnalis ketiga, Fang Bin hingga kini masih belum diketahui keberadaannya. Otoritas Tiongkok dikenal sangat menekan kebebasan aktivis berpendapat.
Menurut lembar dakwaan, Zhang pergi ke Wuhan pada Februari, di mana dia mengungkap banyak cerita. LSM Jaringan Pembela Hak Asasi Manusia Tiongkok (CHRD) mengatakan laporannya termasuk penahanan jurnalis independen lainnya dan pelecehan terhadap keluarga korban yang mencari pertanggungjawaban.
Menurut CHRD, pada 14 Mei, Zhang hilang dari Wuhan. Sehari kemudian, terungkap dia telah ditahan polisi di Shanghai. Pada 19 Juni, Zhang secara resmi ditangkap di Shanghai. Hampir tiga bulan kemudian, pada 9 September, pihak pengacara baru diizinkan bertemu dengannya.
CHRD mengatakan, Zhang sempat melakukan mogok makan demi memprotes penangkapannya. Pada 18 September, pengacaranya menerima panggilan telepon bahwa dia telah didakwa. Dia secara resmi didakwa Jumat lalu.
Lembar dakwaan yang muncul pada Senin, menuduh Zhang mengirimkan informasi palsu melalui teks, video, dan media lain melalui platform seperti WeChat, Twitter, dan YouTube. Dia juga dituduh melayani wawancara dengan media asing dan menyebarkan informasi tentang virus corona di Wuhan.
Ini bukan kali pertama Zhan terlibat masalah dengan pihak berwenang. Menurut CHRD, dia juga sempat dimintai keterangan polisi di Shanghai pada September 2019 dan ditahan karena menyuarakan dukungan untuk aktivis di Hong Kong. Zhan bahkan dipaksa menjalani pemeriksaan kejiwaan selama dalam penahanan.
(redaksi)