Solotrust.com - Badan Geologi terus menyiapkan kemampuan mitigasi menyusul kenaikan status level Gunung Merapi menjadi Level III atau Siaga. Hal ini disampaikan langsung Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono saat koordinasi dengan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo tengah pekan ini.
"Kami tengah meningkatkan kualitas jaringan pemantauan, menyebarluaskan informasi aktivitas Merapi terkini, serta meningkatkan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi di dusun-dusun di Kawasan Rawan Bencana (KRB)," lapor Eko Budi Lelono kepada ketua BNPB.
Hasil pemantauan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada hari yang sama menunjukkan aktivitas Gunung Merapi cukup tinggi, baik dari data kegempaan dan deformasi.
Sejak pekan lalu, suara guguran juga dilaporkan semakin meningkat, bahkan guguran yang terjadi dilaporkan sampai jarak maksimal tiga kilometer dari puncak. Kondisi ini menjadi faktor penetapan peningkatan status.
"Peningkatan status tersebut dilakukan, mengingat hasil evaluasi data pemantauan menunjukkan aktivitas vulkanik dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk," jelas EkoBudi Lelono, dilansir dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, esdm.go.id, Sabtu (21/11/2020).
Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memetakan sebanyak 30 dusun di sekitar Merapi masuk dalam kategori daerah bahaya. Untuk itu, Kementerian ESDM terus berkoordinasi dengan BPBD tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat, pemerintah daerah, BMKG, SAR, PMI, Dinas Kesehatan, TNI-Polri, Taman Nasional Gunung Merapi, serta relawan di sekitar Merapi.
Kementerian ESDM mengimbau masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana untuk tetap mengikuti informasi serta rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat.
(redaksi)