SRAGEN, solotrust.com- Dua keluarga korban tragedi pesawat Sriwijaya Air asal Sragen hingga kini masih berharap mukjizat. Hingga saat ini duka mendalam masih menyelimuti istri korban insiden jatuhnya pesawat sriwijaya air. Dua warga Sragen Riyanto (32) bersama kakaknya Suyanto ( 40) menjadi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Hingga hari keempat usai terjadinya tragedi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air kerja keras tim pencarian korban masih berlangsung.
Dari Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen suasana duka masih menyelimuti Ernawati, istri dari Riyanto salah satu penumpang Sriwijaya Air. Ibu dari Afidin Naya (1) ini sebetulnya sudah sempat melarang suaminya bepergian jauh ke luar kota.
Pada tahun baru lalu dia sudah berniat pergi, namun Erna sempat melarang, lalu Riyanto minta izin sehari pergi ke Pontianak.
Meski diizinkan berangkat ke Pontianak demi pekerjaan proyek pemasangan rolling door, Naya yang masih berusia setahun seakan tidak merelakan ayahnya pergi jauh. Sejak ia bangun tidur, orang pertama yang dicari anak balita itu adalah ayahnya.
Untuk berangkat ke Jakarta sebelum bertolak ke Pontianak Riyanto harus menunggu Naya tertidur dulu pada Kamis malam. Hingga ia terbangun di pagi harinya, bocah balita itu terus mencari keberadaan sang ayah.
“Jam tiga anake nangis minta di telponkan, namun centang setunggal (satu), pikir kulo pun ten pesawat (piker saya sudah di pesawat).” Jelas Ernawati.
Baik Ernawati dan Sri Wisnuwati, istri Suyanto korban pesawat jatuh Sriwijaya Air tetap berharap ada mukjizat sehingga suaminya dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Sedang Mustofa, kakak kandung Ernawati juga menjelaskan kepergian iparnya sebenarnya sudah ada firasat yang kurang baik dari anaknya. (saf)
(wd)