Serba serbi

Bio Farma Siap Produksi 4,7 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Kesehatan

26 Januari 2021 13:31 WIB

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac disimpan di Kantor Pusat Bio Farma Bandung, Jabar. (Foto: Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)

BANDUNG, solotrust.com - Setelah menerima 15 juta dosis bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac pada 12 Januari 2021 lalu, Bio Farma siap untuk meneruskan proses produksi dari bahan baku tersebut di fasilitas fill and finish yang berada di Bio Farma untuk menjadi final product. Bahan baku vaksin Covid-19 ini sudah mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2021. 

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, hasil dari proses produksi bahan baku tersebut akan melengkapi pasokan vaksin Covid-19, dalam kemasan finish product sebanyak tiga juta dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember 2020 lalu.



“Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi/finished product single dose yang diperuntukkan front liner di Indonesia dan impor dalam bentuk bulk/konsentrat vaksin. Dari bulk ini akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma,” bebernya saat Kunjungan Kerja DPR Komisi IX ke Bio Farma baru-baru ini, dilansir dari laman resmi Badan Usaha Milik Negara, bumn.go.id, Selasa (26/01/2021). 

Honesti Basyir meneruskan, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk barang jadi sudah diterima pada Desember 2020 lalu. Adapun dari jumlah itu, 1,2 juta dosis di antaranya sudah terdistribusi ke 34 provinsi, sisanya 1,8 juta dosis sudah mulai dilakukan distribusi tahap dua pekan ini, ke 34 provinsi.

Sementara untuk bahan baku, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis yang akan diterima secara bertahap. Tahap pertama pengiriman bahan baku ini sudah diterima sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021 lalu. 

Pendistribusian vaksin, grup Bio Farma bersama anggota PT Kimia Farma (Tbk) dan PT Indofarma (Tbk) sudah memiliki 48 cabang atau warehouse di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini bisa dioptimalkan. Bio Farma sudah menyiapkan digital solution bersifat end-to-end mulai dari pabrik produksi, proses distribusi, dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan). Proses pendistribusian ini dapat dipantau setiap saat di Command Center Holding BUMN Farmasi.

Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta penduduknya atau setara dengan 426 juta dosis. Mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Berdasarkan Permenkes tersebut, suplai vaksin akan didapat dari  hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd dan Novovax. Tentunya keseluruhan vaksin Covid-19 itu harus melaporkan hasil Uji Klinis 1 sampai dengan 3, dan mendapatkan EUA dari Badan POM. 

Sementara untuk dapat memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia, Bio Farma sudah melaksanakan amandemen supply agreement, ditandatangani Honesti Basyir pada 30 Desember 2021 dengan perusahaan farmasi asal Kanada, AstraZeneca, dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis. AstraZeneca diperkirakan akan mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM pada April 2021

Novovax akan mulai dipasok pada kwartal II 2021 melalui anggota Holding BUMN Farmasi, Indofarma, diperkirakan akan mendapatkan EUA dari Badan POM pada Mei 2021. Dengan demikian, total yang sudah diamankan dari kedua perusahaan tersebut untuk Indonesia sebanyak 100 juta dosis. Selain dengan dua perusahaan tersebut, Bio Farma juga akan direncanakan menandatangani supply agreement dengan Pfizer Biontech. 

(redaksi)