Ekonomi & Bisnis

2 Bulan Operasi, Tren Penggunaan KRL Yogyakarta-Solo Melonjak

Ekonomi & Bisnis

6 April 2021 17:25 WIB

KAI Commuter mengoperasikan empat jadwal kereta rel listrik (KRL) tambahan di wilayah Yogyakarta – Solo mulai Jumat hingga Minggu (12-14/03/2021)

YOGYAKARTA, solotrust.com - KAI Commuter mengklaim tren jumlah pengguna kereta komuter terus bertumbuh selama hampir dua bulan beroperasi sejak kali pertama diluncurkan 10 Februari 2021.

"KRL (kereta rel listrik) menjadi salah satu transportasi pilihan utama bagi masyarakat di wilayah Yogyakarta, Surakarta, Klaten, dan daerah-daerah sekitarnya, dibuktikan dari tren jumlah pengguna yang terus tumbuh," terang VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba baru-baru ini.



Indikasi pertumbuhan dapat dilihat, antara lain dari penambahan jumlah pengoperasian perjalanan, peningkatan pengguna, hingga jumlah stasiun pemberhentian.

Adapun dari segi pengoperasian perjalanan, awalnya KAI Commuter mengoperasikan 20 perjalanan per hari. Mulai 1 April 2021, KAI Commuter mengoperasikan 22 perjalanan pada hari kerja dan 24 perjalanan di akhir pekan.

"Penambahan-penambahan perjalanan KRL tersebut juga berbanding lurus dengan pertumbuhan volume pengguna KRL," imbuh Anne Purba.

KAI Commuter mencatat, rata-rata pengguna KRL Yogyakarta-Solo selama Februari 2021 sebesar 4.809 orang per hari. Sementara pada Maret 2021 naik 31,5 persen sehingga rata-rata pengguna sebesar 6.328 orang per hari.

Menariknya, tren pengguna KRL Yogyakarta-Solo berbeda dengan pengguna KRL di wilayah Jabodetabek. Jika tren pengguna KRL Jabodetabek ramai di hari dan jam kerja, tren pengguna KRL Yogyakarta-Solo lebih ramai pada akhir pekan jika dibandingkan hari kerja.

Data Maret 2021 menunjukkan rata-rata pengguna KRL Yogyakarta-Solo pada akhir pekan dan hari libur mencapai 8.382 orang, sedangkan pada hari kerja rata-rata 5.488 orang. Jumlah tertinggi pengguna KRL Yogyakarta-Solo tercatat pada awal libur akhir pekan panjang, yakni Jumat (02/04/2021) sebanyak 9.763 orang.

Anne Purba menerangkan, tumbuhnya jumlah pengguna berasal dari ketersediaan sarana dan prasarana perkeretaapian yang lebih mendukung. Apalagi kapasitas sarana KRL memungkinkan lebih banyak melayani pengguna dibandingkan kereta api (KA) Prameks yang sebelumnya melayani di lintas tersebut.

Dengan jumlah empat kereta di setiap rangkaian (stamformasi/SF 4), KRL dapat melayani seribu orang dalam satu kali perjalanan pada kondisi normal. Selama masa pandemi Covid-19, KAI Commuter hanya menyediakan kapasitas pengguna 74 orang saja per kereta.

Adapun untuk menyiasatinya, pihaknya mengoperasikan rangkaian KRL lebih panjang terdiri delapan kereta (stamformasi/SF 8). Jika pada awal operasional seluruh rangkaian beroperasi adalah SF 4, saat ini sudah dua dari tiga rangkaian beroperasi menggunakan SF 8 tiap harinya.

Sementara dari sisi prasarana, pemberhentian di stasiun untuk pelayanan naik-turun pengguna juga bertambah dibandingkan layanan KA Prameks. KRL Yogyakarta-Solo melayani sebelas stasiun pemberhentian atau empat stasiun lebih banyak dibanding layanan KA Lokal Prameks.

Stasiun yang dibuka untuk layanan pengguna sejak KRL beroperasi adalah Stasiun Gawok, Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper, dan Stasiun Serowot. Untuk itu, PT KAI sedang meningkatkan fasilitas layanan parkir di empat stasiun tersebut dan di Stasiun Prambanan.

Berdasarkan data, pertumbuhan pengguna KRL di empat stasiun itu terus bertambah. Rata-rata pengguna KRL yang naik dari empat stasiun tersebut pada Maret 2021 sebesar 522 orang per hari. Atau naik 49 persen dibanding Februari 2021 sebanyak 350 orang per hari.

KAI Commuter memberlakukan aturan berbeda dalam perjalanan KRL terkait penerapan protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker tiga lapis atau masker medis, mencuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL, menjaga jarak dengan mematuhi marka di stasiun. Ada pula pemeriksaan suhu tubuh, larangan berbicara secara langsung atau pakai handphone dan larangan makan/minum di dalam perjalanan KRL.

"KAI Commuter berharap, pengoperasian perjalanan KRL ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Yogyakarta dan Solo serta di sejumlah wilayah yang menjadi stasiun pemberhentian, khususnya di sejumlah stasiun yang sebelumnya ini tidak menjadi stasiun pemberhentian KA Lokal Prameks" beber Anne Purba. (rum)

(end2021)