Hard News

Petani Ingin Selo Jadi Sentra Bawang Putih Lagi

Jateng & DIY

23 April 2021 19:31 WIB

Para petani Argoayuningtani di Senden, Selo, Boyolali saat panen perdana bawang putih varietas Tawangmangu Baru

BOYOLALI, solotrust.com - Para petani muda yang tergabung dalam Kelompok Tani Argoayuningtani di Senden, Selo, Boyolali ingin petani bawang putih kembali jaya seperti pada era '80an silam. Terutama dengan fasilitasi KPw BI Solo yang mengenalkan bibit varietas bawang putih Tawangmangu Baru ke para petani itu pada akhir tahun 2020.

Salah satu anggota Kelompok Tani Argoayuningtani, Warno mengungkapkan, wilayah Senden dulunya dominan petani bawang putih lokal di tahun '80an. Sayangnya, mulai 1995 sampai sekarang kejayaan petani bawang putih meredup karena tergeser oleh komoditas lain.



Pada 2018, para petani mendapatkan bibit bawang putih lokal namun sayang kalah di pasaran karena banyak kompetitornya, terutama dengan bawang putih impor sebab bawang produksi mereka kurang besar dan konsumen kurang tertarik.

"Untuk Tawangmangu Baru pada tahun 2020 akhir baru kita kenal. Sebelumnya kita tanam lumbu hijau dan lumbu kuning itu produktivitas hanya sekitar 7 (ton / ha). Untuk Tawangmangu Baru kita tahu bahwa di Tawangmangu produktivitasnya sangat tinggi. Kita difasilitasi BI untuk demplot Tawangmangu Baru yang lahan demplotnya 1,200 hektar," terangnya pada media, Senin (19/4/2021).

Waktu penanaman varietas bawang putih Tawangmangu Baru agak lama memang bila dibandingkan lumbu hijau dan lumbu kuning yang sekitar 100-110 hari sudah panen. Sedangkan Tawangmangu Baru panen idealnya untuk konsumsi sekitar 120 hari. Tetapi untuk panen perdana pada 19 April 2021 ini bertujuan pembibitan maka penanaman dimaksimalkan menjadi 135 hari. 

"Alhamdulillah pada 18 april 2021 sudah umbinan secara acak. Untuk produktivitasnya yang Tawangmangu Baru itu 21,88 ton per hektar cabut basah. Padahal yang lokal atau bawang Jawa hanya 4 ton per hektar dan yang lumbu hijau dan kuning hanya 7 ton per hektar. Jadi perbedaannya sangat jauh sekali, lebih dari 3 kali lipat," ungkapnya.

Melihat hasil panen varietas bawang putih baru mencapai tiga kali lipat dari jenis bawang lain, para petani di Argoayuningtani ini tambah semangat lagi untuk membudidayakan bawang putih varietas Tawangmangu Baru. Selanjutnya, luasan lahan penanaman ujicoba tersebut akan diperluas. Pihaknya berharap BI setia mendampingi para petani terutama fasilitasi bibit karena petani hanya bisa mendapatkan bibit tersebut melalui BI Solo.

Soal pemeliharaan varietas baru ini sama dengan bawang lokal. Hanya saja, saat musim penghujan seperti pada hasil panen perdana ini agak rentan terhadap jamur. Petani harus ekstra untuk penanggulangan serangan jamur. Sedangkan untuk uji coba penanaman di musim kemarau baru berjalan 1,5 bulan. Diharapkan hasil panen di musim kemarau nanti menjadi referensi bagi kelompok tani. Sehingga dapat diketahui perbandingan budidaya apakah lebih mudah di musim kemarau atau musim penghujan. 

Apalagi, para petani dari klaster binaan BI di Tawangmangu selama ini tidak berani menanam varietas baru ini di musim penghujan, melainkan hanya berani menanam di musim kemarau. Pihaknya berharap produktivitas di musim penghujan yang hanya 21 ton/hektar bisa meningkat di musim kemarau sampai 22-23 ton/hektar.

"Kami sebagai petani bawang putih akan lebih semangat dan tentunya pendapatan akan bertambah dan kesejahteraan itu yang kami inginkan. Di era 80an bawang putih pernah jaya di sini, mudah-mudahan ini nanti 2022 atau 2023 merebut lagi kejayaan bawang putih di daerah Senden dan Selo," harap Warno.

Adapun total lahan secara keseluruhan milik anggota kelompok tani Argoayuningtani ada 17,5 hektar dengan anggota kelompok 26 orang. Untuk pengembangan bawang putih pada 2019-2020 digunakan 3,9 hektar untuk ujicoba. Ke depan pihaknya ingin bergandengan dengan kelompok tani yang lain meski belum terbentuk asosiasi.

Terkait impor bawang putih beberapa waktu lalu, pihaknya mengaku para petani sangat terdampak. Karena hasil panen bawang lokal meski bagus tapi tidak bisa dijual. Apalagi selama ini untuk kebutuhan bawang putih, masyarakat lebih banyak mengkonsumsi bawang impor. Bahkan stoknya masih banyak sampai sekarang sekitar 2 ton di Poktan Argoayuningtani. (rum)

(end2021)