Solotrust.com - Dua lukisan anamorphic di distrik Banan Chongqing, Cina berhasil memecahkan rekor Guinness. Sebagaimana dikabarkan Guinness World Records via lamannya (14/6/2021), lukisan pertama yang berjudul "Forest Rhapsody: Forest Adventure" menjadi lukisan anamorphic terbesar, dengan luas 5.138,606 meter persegi. Lukisan itu dirancang oleh Yang Yongchun, Wu ailing dan Zhu Yayun.
Sementara itu, lukisan kedua yang berjudul "Forest Rhapsody: Colorful Forest" menjadi lukisan anamorphic terpanjang, dengan panjang 688,293 meter. Lukisan itu juga dirancang oleh Yang Yongchun, Wu ailing dan Zhu Yayun.
Namun, ini bukan pertama kalinya Yang Yongchun memecahkan rekor dunia. Sebagai salah satu pelukis anamorphic profesional pertama di Cina, pria berusia 45 tahun ini pernah memecahkan rekor dunia untuk lukisan anamorphic terbesar dan terpanjang untuk Olimpiade Pemuda Nanjing pada tahun 2014. Saat itu rekornya adalah 2.622,882 meter persegi dan 374,43 meter persegi.
Dengan dukungan Chongqing Bang Tian Agricultural Development Co., Ltd., Chongqing Bestown telah menampilkan lukisan di hutan sejak September 2018. Dengan bantuan lebih dari 10 seniman, butuh waktu hampir setengah tahun untuk menyelesaikan lukisan yang secara resmi dirilis ke publik baru-baru ini.
Wilayah perencanaan keseluruhan hutan di Chongqing Bestown adalah 1.333 hektar. Wu Ailing, pendiri Chongqing Bang Tian Agricultural Development Co., Ltd., mengatakan mereka menginginkan karya seni di dalam Chongqing Bestown karena lukisan tersebut bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara peradaban manusia dan alam, dari konflik hingga harmoni.
Ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan perlindungan lingkungan dan dampak bencana alam yang telah diderita wilayah Chongqing di masa lalu. Curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut menyebabkan banjir dan tanah longsor, menghancurkan daerah tersebut dan membelah seluruh sisi gunung menjadi tiga tingkat.
Terkait lukisan "Forest Rhapsody", yangmana terdapat lukisan hutan 3D dan air terjun tiga segmen, Yang berkata bahwa itu adalah tugas yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi tim dapat mengatasi faktor-faktor buruk seperti cuaca hujan dan medan yang curam.
"Dalam 3D, setiap orang adalah seniman, dan setiap seniman adalah goresan terakhir dari sebuah karya seni. Lukisan hanya dapat dilakukan dengan peserta, dan setiap aksi peserta menghadirkan versi final yang berbeda," kata Yang Yongchun. (Lin)
(wd)