Solotrust.com - Founder SM Entertainment, Lee Soo Man berbicara seputar visi baru K-Pop dalam pidato utama di World Cultural Industry Forum ke-2, yang diselenggarakan oleh Korea Foundation baru-baru ini.
Lee menjelaskan bahwa merangkul transisi dalam teknologi adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh penyanyi K-Pop. "Di setiap bidang teknologi masa depan, seperti perangkat lunak robotika, big data, dan display, akan menjadi lebih penting untuk berkolaborasi antara selebriti dan teknologi, yang saya anggap sebagai visi baru K-pop dan Korean Wave," katanya, sebagaimana dikabarkan The Korea Times.
Terkait hal ini Lee menyebut tentang girlgroup baru SM, aespa, yang terdiri dari empat anggota dan empat avatar yang hidup di dunia maya, sebagai contoh dari girlgroup metaverse (meta dan universe) pertama.
Lee juga menyebut tentang kemampuan SM Entertainment dan orang-orang Korea dalam menciptakan "killer content", yang bisa dilihat dari film dan konten Korea lain yang memenangkan penghargaan dan viral di internet. Konten ini sangat berkaitan dengan teknologi, yang melibatkan apa yang dia sebut sebagai "Prosumer".
"Setelah membuat konten orisinal utama, kita harus memimpin konvergensi teknologi dan konten dengan membiarkan 'prosumer', gabungan dari kata produser dan konsumen, berpartisipasi dan terlibat dalam pembuatan ulang konten orisinal. Di masa depan, konten akan diperlakukan sebagai aset seperti yang Anda lihat di sistem blockchain dan NTF (non-fungible token)," kata Lee.
Lee juga mengatakan bahwa waktunya sudah matang bagi Korea untuk menjadi "penggerak pertama" dalam budaya global, karena Korea memiliki apa yang diperlukan untuk memainkan peran itu.
Komentar Lee ini didukung oleh fakta bahwa K-Pop telah menjadi fenomena global berkat penggunaan melodi yang adiktif, koreografi yang apik, serta video musik dan konser yang menarik. Artis Korea juga telah mencapai tangga lagu Billboard HOT 100 AS setidaknya delapan kali sejak 2009 dan industri musik Korea telah menggelembung menjadi raksasa senilai $5 miliar.
"Di masa lalu, Korea adalah pengikut cepat dalam industri budaya. Tapi Korea harus mengatasi kerangka kerja dan menjadi penggerak pertama karena negara ini memiliki semua teknologi canggih dari seluruh dunia," kata Lee. (Lin)
(wd)