Solotrust.com - Banyaknya kasus pedagang kaki lima (PKL) diangkut dagangannya oleh para petugas selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat lantaran melebihi waktu ditentukan, membuat vokalis Grup Band Kotak, Tantri Syalindri merasa miris.
Ia pun menceritakan di akun Instagramnya, @tantrisyalindri ketika dahulu pernah merasakan menjadi seorang pedagang kaki lima bersama sang ibu.
Tantri menceritakan sewaktu SMA pernah berjualan es guna menambah uang jajan. Sementara ibunya harus berjualan nasi uduk dari pagi hingga sore hari.
"Itu setelah kondisi ayah saya terkena stroke ringan dan harus pensiun dini," kenang Tantri dalam caption postingannya, Kamis (15/07/2021).
Saat menjadi vokalis Kotak pun dirinya sempat menjalin beberapa kerja sama dengan beberapa pihak, namun tak bertahan lama dan bubar di tengah jalan.
"Saya ngerasain banget susahnya jadi pedagang, pendapatan yang fluktuatif, buang makanan sisa kalau tidak laku, dan pernah buntung daripada untung," lanjut Tantri.
Wanita 31 tahun kemudian menyoroti banyaknya pedagang harus diminta tutup pada malam hari karena PPKM Darurat. Ia pun kurang setuju dengan penerapan yang dilakukan di lapangan tentang aturan tersebut.
"Yang salah bukan dagangannya. Mereka berjuang mencari nafkah untuk keluarga, hanya tinggal mengedukasi orang yang beli tanpa harus makan di tempat mungkin lebih tepat dibanding harus menutup dagangan karena adanya kerumunan. Take away, ojek online (Ojol) bisa membantu dagangan mereka, bahkan tetap bisa membantu ekonomi ojol," urai Tantri.
Diungkapkan pula, sang penyanyi sempat menghela napas panjang ketika membeli bubur ayam. Saat itu Tantri melihat penjualnya terburu-buru menutup dagangan lantaran takut diangkut petugas, padahal bubur ayam dagangannya masih banyak. (dd)
(and_)