SOLO, solotrust.com - Komunisme sebagai sebuah sistem pemerintahan dapat dengan mudah diruntuhkan, namun sebagai sebuah ideologi Komunisme akan terus berkembang mengisi ruang dan waktu dalam dinamika sosial. Menjadi suatu tantangan yang besar untuk memusnahkan sebuah ideologi,namun pada praktinya sebagai sebuah ideologi Komunisme tidak hilang sepenuhnya, namun bukan berarti tidak bisa dibendung.
"Ia (Komunisme) akan terus eksis sebagai fenomena sosial, kultural, politik, dan ekonomi yang akan terus berkembang sebagai sebuah historisitas dalam kehidupan manusia, baik secara kolektif sebagai masyarakat ataupun secara individual, " ungkap Dosen Sosiologi Fisip UNS Rezza Dian Akbar.
Rezza menyatakan sebagai sebuah ideologi Marxisme telah menjadi dasar dari beberapa cabang ilmu pengetahuan sosial. Walaupun secara tidak langsung pemahaman ideologi seperti Marxisme, Leninisme, Kapitalisme, dan lainya di pelajari, tidak serta merta orang-orang yang mempelajari ideologi-ideologi tersebut adalah pengikutnya.
"Ilmu sosial, khususnya cabang-cabang utamanya yakni sosiologi, ilmu politik, antropologi akan terus mempelajari pemikiran Marx, sebab basis dari ilmu-ilmu ini memang berdiri di atas landasan pemikiran Marx. Dengan kata lain, selama masih ada ilmu sosial seperti sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan lainnya, maka selama itu pula pemikiran Marx akan selalu dikaji dan menjadi penting untuk dipelajari, " paparnya.
Menurut Rezza semangat pendidikan dalam Perguruan tinggi dibangun atas landasan kritisme.
"Justru pendidikan di perguruan tinggi dibangun atas landasan kritisisme, ya setidaknya semangatnya demikian mesti seringkali kritisisme itu menjadi kemewahan untuk dimiliki akademisi penguasa ataupun kelompok dominan selalu terganggu dengan kritisisme," imbuhnya.
Komunisme sebagai sebuah ideologi dapat dibendung melalui sikap kritis dan selektif. Gagasan-gagasan mengenai pemahaman Komunisme dapat diuji secara akademis. Sehingga pada dasarnya Komunisme sebagai sebuah ideologi dapat dibendung salah satunya melalui ruang dialektika berfikir walaupun tidak akan mudah untuk sepenuhnya dilenyapkan.
“Dan atas dasar kritisisme tersebut maka mahasiswa mempelajari ideologi, baik komunisme ataupun lainnya, dengan semangat untuk mengujinya secara akademis dan mempertanyakan gagasan serta argumentasinya secara kritis," tukas Rezza. (imam)
(zend)