Hard News

Modern, Desa Lebih Melek Digital

Nasional

29 September 2021 11:44 WIB

Bupati Karanganyar Juliyatmono (Kiri) dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dalam webminar Jateng Digital Conference, Rabu (29/9). (Foto: Dok. Solotrust.com/rois)

SOLO, solotrust.com – Pemanfaatan teknologi digital tidak hanya dilakukan oleh kota saja, namun desa-desa di seluruh Indonesia mulai menggunakan jaringan internet untuk berbagai kepentingan.

Kini baik masyarakat di kota maupun desa sama-sama dapat menikmati layanan internet.



Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar menyebut dari 74 ribu lebih desa di seluruh Indonesia hanya 3700 desa yang belum memiliki akses internet.

“Ini akan digenjot terus, di seluruh desa selalu kita tekankan sediakan jaringan internet sehingga masyarakat desa berimprovisasi agar dapat menikmati internet,” kata Mendes PDT dalam webminar Jateng Digital Conference (JDC) AMSI Jateng, Rabu (29/9).

Abdul mengatakan masyarakat desa sudah banyak memanfaatkan internet untuk pemasaran produk unggulan lewat e-commerce. BUMDes pun juga memakai media sosial untuk mempromosikan produk-produk daerahnya.

Terlebih di masa pandemi ini banyak siswa yang harus melakukan pembelajar jarak jauh atau secara daring.

“Di spot-spot publik seperti balai desa. Kita dorong sediakan jaringan internet. Lebih-lebih karena pandemi semua siswa harus belajar secara online,” imbuhnya.

Mendes PDT juga mencontohkan salah satu desa di kabupaten Karanganyar yang sudah melakukan digitalisasi.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karanganyar, Juliatmono menyebut digitalisasi dapat memberikan dampak ekonomi sehingga masyarakat desa semakin maju.

“Di Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso, kreativitas masyarakat dan potensinya diarahkan jadi desa digital. Terus berbenah jadi desa wisata digital terbaik nasional,” terangnya.

Juliatmono berujar dengan memberi potensi keuntungan, masyarakat bersedia terlibat aktif untuk mendukung pembangunan desa digital.

“Mengajak masyarakat terlibat aktif dengan cara memberikan mereka benefit ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu Prof. Suharmono yang merupakan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro mengaku mendukung pengembangan digitalisasi di desa. Dia beralasan ketimpangan antara di desa dan kota dapat diminimalisir dengan pemanfaatan teknologi digital yang optimal.

“Kenapa desa perlu dibangun? Pendapatan desa dan kota timpang. Banyak warga yg cenderung kerja di kota. Infrastruktur juga timpang. SDM masih sangat jauh dari masyarakat kota,” ujarnya.

Suharmono menambahkan, pada masa pandemi ini industri pertanian seharusnya mampu menjadi potensi utama penyokong ekonomi masyarakat desa.

“Hal2 terkait pertanian jadi potential winner. Problemnya UMKM banyak serap naker, tapi terkendala Covid-19,” tambahnya. (rois)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya