BOYOLALI, solotrust.com - Sejumlah warga di Desa Teras, Kecamatan Teras, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) menampung limbah rumahan untuk dijadikan barang bernilai jual tinggi. Hal ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait limbah sampah rumahan.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) atau bank sampah dengan nama Dadimulyo, merupakan binaan Pertamina (Persero) Teras, Boyolali lewat program corporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial perusahaan. Bank sampah ini telah didirikan sejak sejak 2019 silam, beranggotakan 15 orang.
Direktur TPST Dadimulyo Desa Teras, Purwono mengutarakan, berdirinya bank sampah tidak lepas dari munculnya keprihatinan atas sampah nonorganik yang berserakan di wilayah Desa Teras.
"Sampah nonorganik yang dikumpulkan warga kami beli, mulai dari botol air mineral per kilogramnya Rp4000, sedangkan limbah plastik snack per kilogramnya Rp2500. Kami melayani limbah sampah dari warga satu bulan sekali," katanya kepada solotrust.com, Senin (11/10/2021) di TPST Dadimulyo Desa Teras.
Disebutkan, limbah sampah dari warga yang telah dikumpulkan kemudian diolah menjadi berbagai jenis hiasan, seperti tas cangklong, dompet, vas bunga, hingga anyaman piring plastik.
"Limbah sampah di sini tidak ada yang tersisa, semua jadi sebuah karya. Kami dapat bantuan dari Pertamina berupa mesin pencacah plastik, mesin jahit, dan masih banyak lagi," ungkap Purwono.
Hasil karya olahan limbah sampah ini masuk di pasar modern Kota Solo dan sebagian dipasarkan secara online. Adapun, soal harga, vas bunga dibanderol sebesar Rp20 ribu hingga Rp500 ribu.
"Permintaan barang sebenarnya banyak, tapi justru kami terkadang terkendala bahan bakunya. Hasil karya kami pernah dipasarkan di pasar modern di Solo," kata dia.
Purwono berharap, adanya bank sampah, masyarakat jadi lebih sadar tentang sampah rumah tangga yang dimilikinya bisa menjadi karya bernilai jual tinggi. Selain itu, dengan mengumpulkan limbah sampah, desa akan tampak lebih bersih dan menyehatkan.
"Minimal warga dapat menambah penghasilannya dengan cara mengumpulkan limbah sampah rumahan. Selain itu juga membiasakan diri hidup sehat," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Direktur TPST Dadimulyo, Ana Antini, mengaku setelah pemerintah Boyolali menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, para anggota kembali melakukan aktivitas di bank sampah. Kegiatan dilakukan setiap Sabtu.
"Kegiatan kami setiap Hari Sabtu, dan kebetulan ini lagi banyak pesanan tas, dompet serta vas bunga," ucapnya.
Sebelumnya, para anggota TPST Dadimulyo memberikan sosialisasi terhadap warga terkait memilah dan memilih sampah yang akan dijual ke bank sampah.
"Awalnya dulu kami berikan pengetahuan tentang memilih sampah sehingga sampah yang dijual di bank sampah dapat berguna," ungkap Ana Antini.
Menurutnya, para anggota tidak ada yang digaji atau dibayar, semua adalah relawan.
"Kami inginnya desa kami itu bersih dari sampah. Nah, dari sampah itu warga mendapat penghasilan dan kami para anggota dapat berkreasi," bebernya.
Di lain pihak, Community Development Officer CSR Pertamina Teras Boyolali, Muhammad Asmadi mengatakan, sejak 2020 CSR Pertamina (Persero) Teras memberikan pelatihan berbagai kerajinan, seperti membuat tas, dompet, dan bunga dari plastik.
"Kemudian pada 2021 CSR Pertamina kembali menguatkan kapasitas kelompok dengan pengolahan bank sampah dan memberikan sosialisasi terkait bank sampah," jelasnya.
Selain itu, CSR Pertamina kembali memberikan alat penunjang kelompok, seperti mesin jahit, etalase, rak, mesin pencacah plastik, dan kendaraan pengangkut sampah.
"Kami berharap masalah sampah di Desa Teras dapat terkelola dengan baik secara mandiri maupun oleh masyarakat secara kelompok," pungkasnya. (jaka)
(and_)