SOLO, solotrust.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi learning loss pada siswa akibat pandemi Covid-19.
Kasi Kurikulum Dikdas SMP Disdik Kota Solo, Abi Satoto mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembinaan dengan sekolah terkait materi pembelajaran. Sekolah diminta tidak hanya memberikan materi terkait akademis saja namun juga yang berkaitan dengan soft skill, termasuk dalam hal penugasan.
Abi juga menyampaikan, selama dilakukannya pembelajaran secara daring, pihaknya melalui sekolah telah berupaya untuk memberikan perhatian kepada siswa, jika ada siswa yang tidak hadir pembelajaran daring maka pihak sekolah akan berusaha mencari alasannya.
Ia menyebutkan, jika alasan ketidakhadiran siswa adalah karena bermain maka perlu dilakukan pendekatan dengan orang tua, dan jika siswa kesulitan mengikuti pembelajaran daring karena alasan tidak memiliki perangkat yang memadai maka pihaknya siap untuk membantu.
“Misalnya ada anak yang tidak pernah hadir (pembelajaran) online, dari pihak sekolah akan mencari, dicari kok tidak hadir, ditelusur ke rumahnya alasannya apa,” ucapnya ketika ditemui di kantor Dinas Pendidikan Kota Solo, Rabu (1/12).
Sebelumnya, lanjut Abi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka juga telah membagikan 3.500 HP untuk siswa, sebagai salah satu upaya agar tidak terjadi learning loss. Terkait kuota internet, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) turut membantu memberikan kuota gratis bagi seluruh siswa di Indonesia.
“Dari sekolah juga mengupayakan, urunan gurunya, temannya, dari alumni dan sebagainya ikut membantu mulai mungkin dipinjami dulu atau diberikan begitu,” imbuhnya.
Abi mengatakan pihaknya juga selalu melakukan koordinasi dengan sekolah serta melakukan monitoring untuk melihat apakah terjadi masalah dan kesulitan dalam melakukan pembelajaran secara daring untuk menghindari learning loss.
Di samping itu, Kemdikbudristek telah menerbitkan kurikulum darurat untuk keadaan pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan karena keterbatasan waktu sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan kurikulum nasional secara keseluruhan dengan kondisi yang terbatas.
“Dengan waktu terbatas, dengan keadaan terbatas, menyelesaikan kurikulum nasional secara menyeluruh ya satu kasian anaknya, ya gurunya susah menyampaikan karena bebannya terlalu berat,” ujarnya.
Mengenai kegiatan ektrakulikuler, ia menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakulikuler yang dapat dilakukan secara daring maka bisa tetap berjalan seperti biasa, namun ekstrakulikuler yang mengaharuskan siswa datang ke sekolah pada sore hari untuk sementara belum bisa dilakukan.
“Belakangan begitu beredar istilah learning loss itu sekolah juga berupaya untuk melakukan kegiatan yang lain yang tidak hanya sekadar pembelajaran materi pelajaran, tapi juga seperti ada literasi, gerakan pendidikan karakter yang dilakukan dengan Zoom,” ungkapnya. (paramitha)
(zend)