SOLO, solotrust.com – Beberapa sekolah di Solo sudah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara hybrid atau terbatas per-Senin (14/2) sesuai ketentuan yang diputuskan pada Rapat Koordinasi PPKM Pemerintah Kota (Pemkot) di Balai Kota Solo, Jumat (11/2) lalu.
Kendati dapat dilakukan secara terbatas, dari pantauan Solotrust.com beberapa sekolah sudah melaksanakan PTM secara 100 persen. Salah satunya SMPN 8 Solo, yang melaksanakan PTM 100 persen dan diikuti sekitar 700 peserta didik selama 5 jam pembelajaran mulai pukul 7.30 WIB.
Humas sekaligus Ketua Satgas Covid-19 SMPN 8 Solo, Muji Widodo mengatakan bahwa SMPN 8 Solo sudah memiliki kesiapan, baik melaksanakan PTM maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Bapak/Ibu gurunya melaksanakan simulasi PTM, kemudian anak-anak perwakilan beberapa kelas, kemudian uji coba, karna sudah siap, kemudian PTM terbatas, dan sekarang PTM seratus persen. Dan itu semua berjalan baik, karena kami sudah pengalaman,” ujarnya kepada Solotrust.com.
Muji mengungkapkan, tantangan terberat di pelaksanaan PTM ialah saat jam pulang sekolah, di mana diketahui para peserta didik sering berkerumun. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya melakukan pemulangan peserta didik secara berkala.
“Kita pulangkan dulu yang dijemput orang tuanya, kemudian yang anak-anak yang tidak dijemput, baru yang naik sepeda, kemudian yang jalan kaki. Supaya tidak bergerombol kami atur per kelas. Itu yang merepotkan, Bapak/Guru harus mengendalikan,” katanya.
Untuk lebih memaksimalkan pengontrolan itu, pihaknya menyediakan kursi berjarak di sekitaran halaman kelas, yang dapat digunakan anak-anak maupun para orang tua yang menjemput anak-anaknya.
“Tempat duduk untuk menunggu orang tua yang menjemput anaknya, atau anak yang menunggu jemputan, semuanya sudah kami siapkan supaya tidak bergerombol ke mana-mana, untung halamannya banyak pohon jadi rindang, enak,” ujar Muji.
Selain itu, pihak SMPN 8 Solo juga bekerja sama dengan para orang tua, agar pelaksanaan PTM dapat berjalan tanpa kendala.
“Kalau memang ada batuk dan lainnya, ditanggani, kami panggilkan orang tuanya. Dan orang taunya di sini partisipasinya tinggi, jadi orang tua nunggu sampai anak masuk kelas,” kata Muji.
Hal yang sama dilakukan SMA Muhammadiyah 3 Solo yang juga melaksanakan PTM 100 persen. Dikatakan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Solo Warsidi, pihaknya melaksanakan PTM dikarenakan SMA Muhammadiyah memiliki peserta didik yang terbatas, sehingga pihaknya direkomendasikan melaksanakan PTM seratus persen.
Diketahui, PTM di SMA Muhammadiyah 3 Solo diikuti sekira 93 peserta didik, dengan durasi belajar selama 3 jam dari pukul 7.30 WIB.
“Karena karena jumlah ruangan kelas, sarana prasana, anaknya mumpuni, makanya diharapkan 100 persen,” terang Warsidi.
Diungkapkan Warsidi, tantangan terberat dalam pelaksanaan PTM ialah mengantisipasi kerumunan saat jam pulang sekolah. Untuk itu, pihaknya melakukan pemulangan berkala per-kelas.
“Pulang pun bergantian, kelas ini keluar dulu, kelas berikutnya menyusul,” kata Warsidi.
Kendati sudah dapat melaksanakan PTM 100 persen, pihaknya juga menyiapkan pembelajaran hybrid antara PTM dan PJJ, jika kemungkinan ada peserta didik yang kurang sehat atau orang tua yang menghendaki.
“Jadi anak yang tidak masuk karena sakit, karena belum ada izin dari orang tua, bisa PJJ. Kita ada yang pakai Classroom, tergantung inovasi guru masing-masing,” pungkas Warsidi. (dks)
(zend)