KLATEN, solotrust.com - Siapa yang menyangka, dari hobi yang sering dipandang sinis justru menjadi pemberi nafas di titik-titik nadir. Seperti kisah yang pernah dialami Rizal, salah seorang Bismania asal Kebumen saat turut mengikuti acara kopdar tahunan Bismania untuk Sesama 2022 yang diselenggarakan Bismania Team Solo,di Klaten, Minggu (16/1).
Di sela kumpul-kumpul, kepada Solotrust.com ia mengisahkan kembali pengalamannya 2010 silam, saat mengalami kecelakaan ketika dulu bekerja di Jakarta. Kecelakaan yang pernah membuat tulang di wajah dan pundaknya retak.
“Tuh di sini, di sini, sini, ini, ini gigi saya ompong dulu, sampai kalau makan lewat hidung,” terang Rizal sambil menunjuk beberapa bekas jahitan di wajah, pundak, dan giginya.
Sembari mencari foto rontgen, Rizal juga menemukan foto lawasnya sebelum kecelakaan.
“Dulu sebelum kecelakaan berat badan saya 130 kg, terus jadi 45 kg, badan saya rasanya enteng. Sebelum kecelakaan saya mirip Amitab Bachchan,” kata Rizal.
Kecelakaan tersebut mengharuskan Rizal dioperasi dengan biaya tidak sedikit, sekitar Rp130 juta. Beruntung, biaya operasi ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja serta bantuan teman-teman komunitas Bismania. Padahal saat kecelakaan, Rizal baru saja menikah tiga minggu.
Hal yang sampai saat ini disyukuri Rizal, baginya hal itu seperti mukjizat. Apalagi melihat solidaritas komunitas Bismania yang berdatangan memberi bantuan di masa-masa kritisnya.
“Dulu banyak, Mas, yang menjengguk. Dari Bismania rombongannya dua bus dari mana-mana, sampai perawat, satpamnya heran karena ramai. Mereka (Bismania) bantu-bantu biayanya juga. Kalau kata teman-teman, saya dikasih nyawa kedua, apalagi waktu itu saya juga baru menikah tiga minggu,” katanya.
Sebelum kecelakaan, Rizal menuturkan kalau keluarganya sempat sinis dengan hobinya sebagai Bismania. Kebiasannya memotret bus, trip ke luar kota, hingga nongkrong di terminal dianggap aneh oleh keluarganya sendiri.
“Pas saya dijengguk teman-teman, keluarga saya sampai nangis, terharu, nggak nyangka, sekelas pecinta bus aja sampai segininya. Padahal sebelum kecelakaan mereka (keluarga) bilang: Ngapain sih hobi-hobi gitu,” terangnya.
Dulu Rizal mengenal hobi ini dari keisengannya mencari kata kunci “Bismania” di laman pencarian web. Awalnya ia juga tak menyangka ternyata ada orang yang memiliki kegemaran sepertinya.
“Dulu pertama tau Bismania iseng nyari di web, eh ternyata ada yang kayak gini, yak. Terus saya ikut kopdar di Rawamangun 2007-an. Sampai sekarang ada banyak teman di mana-mana, kalau misal ada kerjaan di luar kota, tinggal ngontak, dijemput, nanti ngumpul teman-teman,” terang Rizal.
Kini, Rizal berharap untuk terus diberi kesempatan bertemu kembali teman-teman Bismania yang keterikatan batinnya ia anggap seperti keluarga sendiri.
“Kalau ada acara kayak gini (kopdar tahunan), kalau nggak ikut, ya, sedih, soalnya kayak keluarga, pengin kumpul ketemu lagi,” terangnya. (dks)
(zend)