JAKARTA, solotrust.com - Pola-pola investasi bodong dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Beberapa tahun lalu marak investasi berkedok koperasi simpan pinjam menawarkan keuntungan di atas normal.
Sekarang polanya berubah dengan sarana teknologi semakin canggih yang disebut robot trading. Robot trading ini jenisnya bervariasi ada yang untuk forex, saham, kripto, dan bursa berjangka (komoditi).
Dengan menggunakan bantuan teknologi atau dikenal robot trading, para operator pengelola investasi menawarkan investasi menggiurkan.
Tawaran itu dibarengi sejumlah testimoni dari para "crazy rich," yang memamerkan harta dan kehidupan mewahnya.
Platform media sosial (Medsos) seperti Twitter, Facebook, Instagram menjadi sarana sangat ampuh untuk menggaet dan menarik para nasabah.
Minimnya literasi investasi membuat nasabah tidak berpikir jernih menanamkan uangnya, bergabung dengan investasi-investasi tersebut.
Melansir Portal Berita Resmi Polri, TribrataNews, Rabu, 9 Februari 2022, sebelum ikut bergabung dengan suatu investasi, ada beberapa hal sebaiknya perlu diperhatikan.
1. Dalam investasi tidak ada satu pun keuntungan mutlak, jika ada iming-iming seratus persen, dipastikan tawaran itu harus kita tolak.
2. Penggunaan robot trading yang hanya bisa dikendalikan broker tertentu, padahal seharusnya dengan bantuan expert advisor, bisa pula dikendalikan oleh broker forex lain.
3. Jika dalam proses mencari nasabah menggunakan skema member get member (MLM) atau money game ala skema ponzi, selayaknya harus diwaspadai. Logikanya tanpa perlu menggunakan member get member bisa menggunakan robot trading.
4. Jika menggunakan bantuan robot trading, harus mempelajari cara kerja robot tersebut, sistem keamanan, risiko, dan sebagainya.
5. Pelajari keabsahan pengelola, legalitas, perizinan, serta melakukan cek dan ricek ke lembaga otoritatif, seperti Bapepti, Bapepam, OJK, dan Kementerian Perdagangan.
(and_)