Hard News

Insiden Wadas, Ganjar: Saya Minta Maaf dan Akan Bertanggung Jawab

Sosial dan Politik

10 Februari 2022 11:23 WIB

Gubernur Ganjar Pranowo dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi melakukan konfrensi pers terkait insiden Wadas di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2).

PURWOREJO, solotrust.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara khusus meminta maaf pada warga desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo atas peristiwa yang terjadi pada Selasa (8/2).

“Yang pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo dan maasyarakat Wadas. Karena kejadian kemarin mungkin ada yang merasa betul-betul tidak nyaman,” kata Ganjar dalam konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Rabu (9/2).



Ganajr menegaskan akan bertanggungjawab atas insiden tersebut termasuk sejumlah warga yang diamankan pihak kepolisian.

"Saya intens komunikasi dengan Kapolda, Wakapolda dan lainnya, memantau perkembangan yang ada di Purworejo khususnya Wadas. Kami sudah sepakat, masyarakat yang diamankan kemarin, hari ini akan dilepas untuk dipulangkan," ucap Ganjar.

Pihaknya pun membuka ruang dialog pada masyarakat yang masih menolak pembangunan Bendungan Bener.

"Beberapa kali kami mengajak Komnas HAM, karena Komnas HAM menjadi institusi netral untuk menjembatani. Kami minta mereka yang setuju dan belum setuju dihadirkan, tapi kemarin saat dilakukan dialog, pihak yang belum setuju tidak hadir," ucapnya.

Sebenarnya Ganjar sangat menunggu-nunggu adanya dialog antar pihak. Sehingga, ruang penyampaian pendapat bisa dibuka lebar pada semua pihak.

"Kami sangat menunggu-nunggu, sehingga kami bisa memberi ruang, bisa mendengarkan apa yang kemudian kami sampaikan dan kami jawab. Kami selalu mengajak masyarakat untuk berpartisipasi agar pekerjaan ini mulus," ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, dalam peristiwa itu, pihaknya mengamankan sebanyak 64 orang di Mapolres Purworejo.

"Hari ini akan kita kembalikan kepada masyarakat agar tidak terjadi ketegangan antara masyarakat yang menerima dan yang tidak," katanya.

Luthfi menegaskan, tidak ada upaya penangkapan dan penahanan yang dilakukan. Pihaknya hanya mengamankan masyarakat agar tidak terjadi kericuhan.

"Karena saat pengukuran terjadi, antara warga yang pro dan kontra bergesekan. Mereka yang kontra dikejar-kejar oleh masyaraka yang menginginkan tanahnya dilakukan pengukuran. Makanya kami amankan ke sini. Hari ini akan kita kembalikan ke masyarakat," ucapnya.

(zend)